Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono berharap, Indonesia bisa menjadi pemenang atau "champion" dari budi daya lobster dalam kurun waktu 30 tahun mendatang.

Meski kurun waktu tersebut terlihat cukup pendek, Menteri Trenggono tetap optimistis hal itu bisa tercapai nantinya.

"Kami harus bisa jadi champion (pemenang) budi daya lobster atau kami harus bisa jadi champion di budi daya 5 komoditas strategis dalam 10,15,20 atau 30 tahun mendatang," ujar Trenggono dalam konferensi pers di kantornya, dikutip Kamis, 16 Mei.

Trenggono pun mencontohkan seperti Norwegia yang berhasil membudidayakan salmon. Dia mengatakan, meskipun Norwegia membutuhkan waktu yang lama yakni 50 tahun untuk bisa berhasil membudidayakan salmon.

Akan tetapi, berkat kesabaran dari negara itu, kini mereka berhasil meraup potensi valuasi hingga puluhan miliar.

Dengan demikian, Trenggono juga berharap keberhasilan itu bisa terwujud pada budi daya lobster di Tanah Air.

"Kami harus jadi jagoan dan produsen yang sangat kuat di 5 sektor komoditas, yakni udang, lobster, kepiting, nila dan rumput laut. Karena kelimanya hidup di Indonesia," tuturnya.

Adapun salah satu langkah yang tengah dilakukan pemerintah, dalam hal ini KKP untuk memulai peta jalan dalam budi daya lobster yakni membuka pasar ekspor benih lobster ke Vietnam dengan skema kerja sama.

Skema kerja sama yang dimaksud adalah apabila Vietnam ingin mendapatkan benih bening lobster (BBL) dari Indonesia, pihaknya harus melakukan investasi budi daya lobster terlebih dulu di Indonesia.

Di lain sisi, KKP juga telah meluncurkan Project Management Office 724 (PMO-724) untuk memperkuat soliditas di internal KKP maupun koordinasi dengan berbagai kementerian dan lembaga guna mengawal kebijakan transformasi tata kelola lobster.

"Semua upaya ini dilakukan untuk memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global lobster dan pembudidayaan lobster semakin berkembang. Sehingga, sumber daya BBL ini membawa manfaat bagi masyarakat," imbuhnya.