JAKARTA - Capital Sensitivity Analysis Index atau CSA Index menyebut pasar saham masih menjadi pilihan untuk investasi jangka panjang meskipun berpotensi mengalami koreksi dalam jangka pendek.
Pelaku pasar masih optimistis dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan menargetkan akan menguat sampai ke level 7.727 selama 12 bulan ke depan atau menguat sebesar 6,81 persen dibandingkan posisi penutupan akhir April 2024.
“Untuk 12 bulan ke depan, CSA Index Mei 2024 mencatat angka 94,6, di mana hasil ini menunjukkan peningkatan dari level sebelumnya di kisaran 92,1,” ujar Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) David Sutyanto sebagaimana riset CSA Index di Jakarta, dikutip dari Antara, Senin 6 Mei.
David menjelaskan, pelaku pasar masih meyakini pasar modal Indonesia memiliki potensi besar, seiring dengan peningkatan kinerja emiten-emiten selama kuartal I- 2024.
Selain itu, seiring dengan sikap The Fed yang masih mempertahankan tingkat suku bunga acuan dan memberikan sinyal bahwa kenaikan suku bunga tidak akan terjadi kembali, serta penurunan akan dilakukan apabila target inflasi sudah tercapai.
“Hasil pemilihan umum (Pemilu) yang telah selesai, juga menghilangkan ketidakpastian politik yang mewarnai sepanjang kuartal I-2024,” ujar David.
Namun demikian, dalam jangka pendek, pelaku pasar menargetkan IHSG bergerak negatif melemah 1,85 persen berada di kisaran 7.100 pada Mei 2024, seiring sentimen moneter yang masih ketat dan pelemahan rupiah yang masih berlanjut.
Ia menjelaskan CSA Index untuk Mei 2022 adalah sebesar 51,4 atau melemah dari April 2024 yang sebesar 65,8, yang merupakan hasil CSA Index terendah sejak awal tahun 2024.
"Hal ini mengindikasikan optimisme pelaku pasar berada di level terendah dan cenderung kurang optimis terhadap kinerja IHSG pada Mei 2024,” ujar David.
BACA JUGA:
David menjelaskan, pihaknya mencermati sektor-sektor yang akan menjadi penggerak utama IHSG pada Mei 2024, diantaranya sektor energi untuk pertama kalinya menjadi pilihan utama pelaku pasar menggantikan sektor keuangan.
“Ketidakpastian dalam kebijakan moneter dan potensi penguatan harga komoditas energi menjadi pendorong utama kinerja positif sektor ini,” ujar David.
CSA Institute merupakan Lembaga Pelatihan berbasis Kompetensi yang berfokus pada kompetensi analis dan menangungi sertifikasi seperti Certified Securities Analyst (CSA), Certified Technical Analyst (CTA), Certified Fixed Income Analyst (CFIA) dan program lainnya terkait dengan industri jasa keuangan.