JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengajak inverstor asal Jepang untuk turut serta mengembangkan dan mengelola back up area atau area tambahan di Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat.
Tawaran tersebut disampaikan Menhub Budi dalam agenda kunjungan kerjanya ke Jepang. Budi dijadwalkan bertemu sejumlah tokoh guna membahas kerja sama Indonesia-Jepang dalam bidang transportasi.
Menhub juga menyampaikan perkembangan sejumlah proyek, salah satunya adalah progres proyek Pelabuhan Patimban yang telah memasuki Fase I-2, termasuk pengembangan Car Terminal yang ditargetkan selesai tahun 2025, pengembangan Container Terminal, serta Consulting Services for Design and Supervision.
Budi berharap pihak Konsorsium Jepang bersama African Global Logistic (AGL) dan PT Samudera Indonesia dapat memberikan proposal kerja sama terbaik sebagai sebagai mitra PT Pelabuhan Patimban Indonesia (PPI) dalam mengoperasikan Container Terminal Patimban.
“Kami pun turut mengundang investor Jepang untuk terlibat dalam pengembangan dan pengelolaan pada back up area di Pelabuhan Patimban,” kata Budi dalam keterangan resmi, Kamis, 25 April.
Selain itu, Menhub Budi juga mendorong Toyota Tsusho Corporation untuk membuka peluang baru dan mengundang lebih banyak produsen mobil. Termasuk produsen mobil non-Jepang, untuk melakukan ekspor melalui Pelabuhan Patimban.
Budi bilang dirinya juga telah bertemu dengan Wakil Menteri Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism (MLIT) Jepang di Januari lalu. Pada pertemuan tersebut telah dilakukan penandatanganan Memorandum of Cooperation yang menegaskan kembali komitmen kedua negara untuk meningkatkan kerja sama di bidang transportasi.
“Kami menindaklanjuti bersama hasil pertemuan Wakil Menteri tersebut sehingga bisa membawa manfaat, baik bagi Indonesia maupun Jepang,” katanya.
BACA JUGA:
Selain Pelabuhan Patimban, Budi juga membahas proyek MRT Jakarta lintas Utara-Selatan (North-South). Dia bilang proyek tersebut saat ini telah berjalan sesuai rencana.
Karena itu, Budi pun mengapresiasi dukungan Jepang hingga terlaksananya penandatanganan Contract Package CP205 antara MRT Jakarta dengan Sojitz Corporation.
“Hal tersebut merupakan capaian yang patut disyukuri, namun juga mengingatkan bahwa masih akan ada tantangan yang harus kita selesaikan bersama dalam penyelesaian pembangunannya,” tuturnya.
Sementara untuk proyek MRT Jakarta lintas Timur-Barat (East-West), Budi mendorong penandatanganan Loan Agreement untuk segera dilakukan.
“Sehingga groundbreaking yang ditargetkan pada bulan Agustus dapat terealisasi,” jelasnya.