Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mewanti-wanti perusahaan-perusahaan pelat merah untuk berhati-hati dalam melakukan aksi korporasi di tengah konflik geopolitik yang mengguncang dunia saat ini.

Adapun situasi geopolitik global saat ini tengah memanas, khususnya konflik yang terjadi di Timur Tengah antara Israel-Iran. Kemudian, konflik yang juga masih berlangsung antara Rusia dengan Ukraina.

“Kita mau (aksi korporasi) sebanyak-banyaknya, tapi kan realita market kayak gini, kita harus hati-hati,” tutur Erick kepada awak media di kawasan Jakarta Pusat, ditulis Minggu, 21 April.

Erick juga mengaku saat mendengar kabar eskalasi konflik Timur Tengah, langsung menelepon para direksi BUMN dan juga mengirimkan pesan singkat untuk memberikan arahan agar waspada.

“Itulah kemarin saya warning, bagaimana optimalisasi perusahaan-perusahaan BUMN ini harus benar-benar buka mata dengan situasi ini. Kemarin saya telepon itu dirut-dirutnya, bahkan saya WA (WhatsApp), supaya mengantisipasi ini, jangan gini loh,” jelasnya.

Kata Erick, setiap perusahaan pelat memiliki strategi yang berbeda-beda dalam menghadapi gejolak dunia yang terjadi.

Meski begitu, dia menekankan, BUMN tetap harus bisa menuntaskan pekerjaan rumah (PR) yakni mencapai target dividen Rp85,8 triliun untuk 2024.

“Kita punya target dividen tahun depan naik lagi ya kan Rp81 triliun ke Rp85 triliun. Nah kalau enggak warning dari bulan Maret-April ini, takutnya kita terlena karena performa kita bagus, nah kalau dividen tahun depan enggak tercapai, inilah yang saya warning,” jelasnya.