JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mewanti-wanti perusahaan pelat merah di tengah anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Ia minta BUMN memprediksi apa yang akan terjadi pada lima bulan ke depan.
Pasalnya, sambung Erick, gejolak global hari ini membuat dolar AS cenderung menguat, dan rupiah melemah hingga kini tembus di atas level Rp16.000 per dolar AS.
“Bahwa tentu dengan situasi dinamika global hari ini yang di mana juga mungkin dolar menguat, kita mesti prediksi 5 bulan ke depan seperti apa. Apakah dolar tetap seperti ini, atau nanti ada stabilitas-stabilitas baru. Lalu pangan seperti apa,” tutur Erick kepada wartawan, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu, 17 April.
Melihat kondisi ini, Erick juga mengaku telah mengirim pesan melalui WhatsApp kepada seluruh direktur utama (dirut), direktur keuangan (dirkeu), dan direktur risiko bisnis atau business risk untuk meninjau kinerja operasional, belanja modal, hutang-hutang yang sudah jatuh tempo, termasuk rencana aksi korporasi.
BACA JUGA:
“Termasuk juga stress test. Ngetes masing-masing perusahaan ini seperti apa kondisinya dengan situasi dinamika hari ini. Tak hanya dolar tapi suplai change juga,” ungkapnya.
Kata Erick, dirinya juga meminta agar nantinya masing-masing perusahaan BUMN harus menyerahkan laporan-laporan tersebut seminggu atau dua minggu ke depan.
“Ke semua BUMN semua Dirut, Dirkeu, Manajemen Risk untuk ngingetin dan saya minta 1-2 minggu lagi mereka coba bikin laporan,” pungkasnya.