Pergerakan Rupiah Hari Ini Berpotensi Melemah, Investor Fokus Memantau Kondisi Konflik Timur Tengah
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 17 April 2024 diperkirakan akan bergerak melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Selasa, 16 April 2024, Kurs rupiah spot ditutup melemah 2,07 persen ke level Rp16.175 per dolar AS. Senada, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup turun 1,87 persen ke level harga Rp16.176 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan Greenback menguat karena inflasi yang masih stagnan dan pertumbuhan yang kuat menyebabkan investor menunda ekspektasi mengenai kapan Federal Reserve kemungkinan akan mulai menurunkan suku bunganya.

"Bank sentral AS kini juga memperkirakan akan melakukan pemotongan lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. Para pedagang sekarang memperkirakan kurang dari dua kali pemotongan sebesar 25 basis poin pada akhir tahun, setelah sebelumnya memperkirakan tiga kali pemotongan," jelasnya dalam keterangan resminya, dikutip Rabu, 17 April.

Ibrahim menyampaikan investor juga fokus pada meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, yang dipandang sebagai peningkatan permintaan terhadap safe haven dolar AS.

Adapun, Israel menghadapi tekanan yang semakin besar dari sekutunya pada hari Senin untuk menunjukkan pengendalian diri dan menghindari eskalasi konflik di Timur Tengah ketika Israel mempertimbangkan bagaimana menanggapi serangan rudal dan pesawat tak berawak Iran pada akhir pekan.

Salah satu penyebab penguatan indeks dolar adalah karena menguatnya data ekonomi AS, salah satunya data penjualan ritel yang naik 0,7 persen dari bulan lalu dan data bulan Februari direvisi lebih tinggi untuk menunjukkan penjualan meningkat 0,9 persen, bukan 0,6 persen seperti yang dilaporkan sebelumnya.

Dari sisi internal, pasar terus mengamati momentum Ramadan dan Lebaran diyakini dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi domestic sebesar 0,14-0,25 persen poin (ppt). Sehingga, di kuartal pertama 2024 ekonomi Indonesia berpeluang untuk tumbuh di kisaran 5,0 - 5,1 persen.

Adapun sejumlah faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut adalah meningkatnya belanja pemerintah terutama terkait bansos dan pelaksanaan Pemilu.

Seperti diketahui belanja negara sampai dengan 15 Maret 2024, naik 18,1 persen yoy. Selain itu, adanya low-base effect dari kuartal pertama 2023 karena periode terlama Ramadan bergeser dari April pada tahun lalu (triwulan kedua) menjadi Maret pada tahun ini (triwulan pertama).

Meski demikian, inflasi berada dalam tren meningkat yang disebabkan oleh kenaikan harga pangan. Hal ini bisa menjadi penghambat bagi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2024 karena dapat mengganggu daya beli Masyarakat.

Selain itu, Bank Indonesia terus melakukan bauran strategi ekonomi guna untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah serta terus melakukan intervensi besar di pasar valuta asing, Obligasi di perdagangan Domestic Non Deliverable Forwade (DNDF), walaupun nantinya akan berimbas terhadap menurunnya cadangan devisa.

Ibrahim menyampaikan namun apa yang dilakukan oleh BI sudah sesuai dengan regulasi yang bertujuan untuk menahan pelemahan mata uang rupiah, imbas fari kenaikan infalsi global.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Rabu, 17 April 2024 dalam rentang harga Rp16.160 - Rp16.250 per dolar AS.