JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan Laporan Surveillance Perbankan Indonesia (LSPI) Triwulan IV-2023 yang memuat overview dan analisis kondisi perekonomian global dan domestik serta kaitannya dengan perkembangan kinerja, penyaluran kredit dan/atau pembiayaan, serta profil risiko yang dihadapi oleh perbankan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Dian Ediana Rae, menyampaikan laporan ini mencakup kebijakan perbankan yang diterbitkan oleh OJK pada periode laporan, perkembangan kelembagaan perbankan, serta koordinasi antarlembaga terkait perbankan.
"Pada periode laporan ini terdapat pembahasan khusus mengenai peluang ekspansi bisnis perbankan pada masa transisi menuju ekonomi rendah karbon."
BACA JUGA:
"Pada periode laporan, kondisi perekonomian global sedikit membaik meski pertumbuhan ekonomi beberapa negara masih terdivergensi," ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Jumat, 29 Maret 2024.
Dian menyampaikan sejalan dengan kondisi di beberapa negara yang masih cukup resilient, utamanya di AS dan negara emerging markets, IMF dalam World Economic Outlook (WEO) Januari 2024 memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 dan 2024 tumbuh stabil sebesar 3,1 persen (yoy).
Menurut Dian, ketidakpastian pasar keuangan global pada akhir tahun 2023 juga cenderung mereda, antara lain dipengaruhi oleh kejelasan stance kebijakan moneter bank sentral beberapa negara utama.
Dian menjelaskan salah satunya The Fed, untuk mempertahankan suku bunga acuannya lebih lama (high for longer), sejalan dengan tingkat inflasi yang masih belum mencapai target meski cenderung melandai.
Meskipun demikian, Dian menyampaikan perlu memerhatikan faktor risiko antara lain perkembangan konflik geopolitik di Timur Tengah dan Ukraina serta gangguan jalur perdagangan di Laut Merah yang berpotensi memicu peningkatan harga komoditas dan inflasi ke depan.
Di tengah perkembangan global tersebut, pada triwulan IV-2023 ekonomi domestik mampu tumbuh kuat sebesar 5,04 persen (yoy), meningkat dari 4,94 persen (yoy) pada triwulan III-2023, atau tumbuh 5,05 persen (yoy) untuk keseluruhan tahun 2023.
Pertumbuhan itu didorong oleh konsumsi yang masih cukup solid sejalan momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru) dan persiapan Pemilu 2024.
Selain itu, pertumbuhan juga didorong oleh investasi sejalan berlanjutnya pembangunan infrastruktur salah satunya terkait pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) serta tumbuhnya pengeluaran pemerintah dan ekspor.
Pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh konsumsi masyarakat juga sejalan dengan pertumbuhan kredit produktif di sektor terkait antara lain perdagangan besar dan eceran, transportasi, pergudangan, komunikasi, serta penyediaan akomodasi dan makan minum, yang mengalami peningkatan pertumbuhan secara yoy pada Desember 2023 masing-masing sebesar 9,12 persen, 19,28 persen, dan 5,80 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar 7,13 persen, 2,22 persen, dan 2,38 persen.