JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan pasar modal Indonesia mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan penambahan 71 emiten baru selama tahun 2022.
"Tingginya optimisme terhadap prospek perekonomian nasional tercermin dari perkembangan pasar modal yang mencatatkan penambahan 71 emiten tahun lalu, tertinggi sepanjang sejarah," ujar Mahendra dalam sambutannya pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023 di Hotel Shangri-La, Jakarta 6 Februari.
Mahendra juga optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berlanjut di tahun 2023. Hal ini tercermin dari target nilai emisi di pasar modal yang diyakini akan menembus Rp200 triliun pada tahun 2023.
Lebih jauh Mahendra juga memaparkan sejumlah perkembangan industri keuangan yakni kredit perbankan dan piutang pembiayaan tumbuh 11,4 persen dan 14,2 persen, lebih tinggi dari rerata 5 tahun sebelum pandemi sebesar 8,9 persen dan 4,4 persen.
Optimisme tersebut juga terus berlanjut tercermin dengan besarnya investasi nonresiden pada SBN di Januari 2023 yang mencatatkan pembelian netto sebesar Rp49,7 triliun.Kemudian premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh sebesar 13,9 persen mencapai Rp119 triliun. Namun, premi asuransi jiwa tahun lalu mengalami kontraksi 7,8 persen.
"Stabilitas sektor keuangan tetap terjaga dan semakin kondusif hal tersebut adalah buah hasil sinergi sangat kuat antara Kemenkeu, BI, OJK dan LPS dalam KSSK maupun secara masing-masing," lanjut Mahendra.
Mahendra juga memaparkan, tahun ini, siklus politik 5 tahunan juga dimulai. Belajar dari periode lalu, lanjutnya, akselerasi pertumbuhan konsumsi masyarakat dan aktivitas industri akan meningkat, khususnya industri padat karya seperti makanan/minuman, TPT, percetakan serta transportasi.
BACA JUGA:
"Pemilihan presiden-wapres kali ini adalah yang kelima setelah reformasi. Pengalaman menunjukkan sekalipun suhu politik tentu meningkat, namun kondisi keamanan, kepastian hukum dan iklim berusaha tetap terjaga dengan baik," bebernya.
Untuk itu Mahendra mengajak semua pelaku Industri keuangan untuk tidak ragu-ragu terhadap penguatan perekonomian, stabilitas keuangan, serta perbaikan iklim dan kesempatan investasi di Indonesia.
"Investasi langsung maupun investasi portofolio dalam dan luar negeri terus meningkat," pungkasnya.