Bagikan:

JAKARTA - Staf Khusus Menteri PUPR Bidang Sumber Daya Air Firdaus Ali mengatakan, ada dua negara yang sukses mengelola air. Pertama adalah China yang sukses membangun tata kelola air.

"China adalah sebuah negara dengan beban populasi 1,5 miliar, tetapi China adalah negara yang berhasil membangun tata kelola air mereka. Sehingga, ya, kami lihat kemajuan dan kesejahteraan yang dimiliki China itu lebih kurang karena mereka membangun tata kelola air," ujar Firdaus dalam Konferensi Pers Road to 10th World Water Forum: "Persiapan Apik Raih Sukses Penyelenggaraan" secara daring, Kamis, 28 Maret.

Firdaus menyebut, saat ini China telah memiliki bendungan terbesar di dunia yang dikenal dengan nama Three Gorges Dam, yang mana ini merupakan keseriusan negara itu untuk menangani persoalan air.

"Sebagai contoh mereka membangun bendungan terbesar di planet itu yang kami kenal dengan Three Gorges Dam. Satu dam itu menghasilkan listrik 22.500 Megawatt (MW), hanya satu dam saja," tegasnya.

Di samping itu, Three Gorges Dam juga berfungsi untuk navigasi pelayaran, transportasi, logistik dan sebagainya. "Dan China membangun kanal air terbesar di planet ini yang akan membawa air dari selatan ke utara," ucap Firdaus.

Untuk tetap mempertahankan tata kelola air yang baik, kata Firdaus, China bahkan memiliki satu kementerian khusus untuk mengawasi. "China juga malah punya kementerian sumber daya air khusus yang fokus ke air tadi," tuturnya.

Selain itu, Firdaus mengatakan, Korea Selatan pun termasuk negara yang memiliki tata kelola air baik juga. Sebab, kata dia, negara itu sangat intens sekali dalam menghadirkan teknologi air yang baik.

"Korea Selatan sangat agresif sekali dalam mengembangkan tata kelola air yang baik dan menghadirkan teknologi yang baik. Malah di Korea Selatan itu dia punya perusahaan nasional yang fokus di tata kelola air," ungkapnya.

Dengan demikian, lanjut Firdaus, melalui penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024 nanti, telah disepakati bahwa air merupakan isu bersama yang harus diselesaikan.

"Yang jelas adalah kami sepakat bahwa isu air adalah isu bersama, isu air adalah isu yang selama ini lintas batas dan lintas border yang harus kami selesaikan. Sehingga, konflik harus kami reduksi. Jauhkan masalah dan bencana, kami hadirkan kesejahteraan untuk upaya bersama," imbuhnya.