Bagikan:

JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengungkapkan bahwa peserta jaminan sosial ketenagakerjaan untuk pekerjan bukan penerima upah (BPU), baru mencapai 11 persen dari total pekerja informal.

Sekadar informasi, peserta BPU BPJS Ketenagakerjaan adalah wirausahawan di sektor informal, seperti pedagang kaki lima.

“Cakupan peserta BPU kalau kita lihat data masih rendah, cakupan peserta 11 persen dari total pekerja sektor informal,” tuturnya dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, ditulis Rabu, 27 Maret.

Meski begitu, Ida mengatakan bahwa pertumbuhan peserta BPJS Ketenagakerjaan pekerja BPU cukup cepat dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Berdasarkan data yang dipaparkan Ida, total peserta BPJS Ketenagakerjaan pekerja BPU sebanyak 9,19 juta orang pada tahun 2023 lalu. Angka tersebut meningkat dari posisi 6 juta pada tahun 2022.

“Kenaikan peserta pekerja BPU dalam dua tahun terakhir sangat signifikan, itu jumlahnya melampaui 50 persen setiap tahunnya,” jelas Ida.

Lebih rinci, Ida bilang peserta BPJS Ketenagakerjaan pekerja BPU yang mengikuti program Jaminan Hari Tua (JHT) hanya 6,88 persen dari total kepesertaan BPU. Dimana tercatat hanya 632.794 pekerja di tahun lalu.

“Setidaknya, terdapat dua kendala utama dalam hal kepesertaan PBU yang antara lain adalah memang program jaminan sosial ketenangkerjaan ini belum dikenal secara luas di masyarakat. Kedua, pada prakteknya sustainability dari pembayaran iuran itu memang rendah,” tuturnya.