Kemenperin Catat 54 Industri Smelter Beroperasi di Indonesia hingga Maret 2024
Smelter ilustrasi (Foto; Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, hingga Maret 2024 ini sudah ada 54 industri smelter yang sudah beroperasi di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 19 Maret.

"Kami bisa laporkan bahwa industri smelter sampai dengan Maret 2024 totalnya 54 smelter. Smelter nikel yang beroperasi sudah 44, smelter tembaga ada 2, smelter alumina 3, smelter aluminium 2, smelter timah 3. Jadi, total 54 smelter," ujar Taufiek.

Taufiek mengatakan, sebanyak 54 industri smelter tersebut beroperasi di sejumlah daerah Indonesia. Untuk alumina telah beroperasi di Provinsi Kalimantan Barat dan Kepulauan Riau dengan total 3 smelter. Lalu, untuk aluminium telah beroperasi di Provinsi Sulawesi Tengah dan Sumatera Utara dengan total 2 smelter dan untuk nikel telah beroperasi di Banten, Maluku Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, dengan total 44 smelter.

Kemudian, untuk tembaga telah beroperasi di Jawa Timur dan Maluku dengan total 2 smelter serta untuk timah telah beroperasi di Kepulauan Bangka Belitung dengan total 3 smelter.

Di samping itu, ada 21 industri smelter lainnya yang masih dalam tahap konstruksi dengan masing-masing total 19 smelter nikel, 1 smelter tembaga dan 1 smelter alumina. Serta ada 7 smelter nikel yang masih dalam tahap studi kelayakan atau feasibility study (FS).

Smelter nikel sekaligus menjadi yang terbanyak dibandingkan dengan pabrik peleburan dan pemurnian untuk mineral logam lainnya di Tanah Air.

Adapun smelter yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal ILMATE Kemenperin merupakan fasilitas yang berdiri sendiri atau standalone. Sedangkan, smelter yang karakternya terintegrasi berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Kami dari Kemenperin akan terus fokus untuk meningkatkan hilirisasinya," katanya.