Bagikan:

TANJUNG SELOR - Bank Indonesia (BI) mencatat pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Kalimantan Utara telah meningkat 118 persen sepanjang 2023.

“Peningkatan itu seiring upaya perluasan dan edukasi transaksi digital yang kami lakukan,” kata Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Provinsi Kalimantan Utara, Wahyu Indra Sukma dikutip dari ANTARA, Minggu, 17 Maret.

Dalam Laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan Utara Februari 2024, BI merinci, jumlah penduduk Kalimantan Utara yang telah menggunakan QRIS hingga triwulan IV 2023 berjumlah 82.054 orang, bertambah 9.831 orang atau meningkat 13,61 persen dari triwulan sebelumnya.

"Adapun selama 2023, jumlah pengguna QRIS terus meningkat sebanyak 118 persen," ucapnya.

Peningkatan itu menunjukkan semakin besarnya ketertarikan masyarakat Kalimantan Utara menggunakan QRIS sebagai pilihan kanal pembayaran non tunai yang universal, gampang, untung, dan langsung untuk melakukan transaksi pada kehidupan sehari-hari.

Untuk memperluas penggunaan QRIS secara merata, KPw BI Kaltara melakukan upaya perluasan edukasi penggunaan QRIS ke berbagai lapisan masyarakat melalui berbagai program maupun kolaborasi kegiatan dengan pihak terkait lainnya.

Peningkatan jumlah pengguna QRIS di Kalimantan Utara juga diikuti meningkatnya jumlah merchant QRIS yang tergambar pada peningkatan jumlah National Merchant Respository (NMR).

Pada triwulan IV 2023 tercatat jumlah merchant QRIS di Kalimantan Utara sebanyak 76.941 merchant dan bertambah pesat sebanyak 6.392 merchant dari triwulan sebelumnya.

Secara distribusi, merchant di Kalimantan Utara masih terpusat di Kota Tarakan yang memiliki pangsa sebesar 46,11 persen, diikuti oleh Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan sebesar 23,91 persen dan 19,86 persen

Selain itu, merchant kategori Usaha Merchant Mikro (UMI) masih mendominasi kontribusi sebesar 65,95 persen dari total merchant yang terdaftar menjadi merchant QRIS.

“Adapun banyaknya merchant kategori UMI ini sesuai dengan persentase jumlah merchant kategori UMI yang mendominasi dari seluruh merchant yang ada di Indonesia sebesar 99 persen,” demikian Wahyu Indra Sukma.