JAKARTA - PT PLN (Persero) mematok target baru untuk mengejar bauran energi baru terbarukan (EBT).
Melalui Rancangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbarunya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pihaknya menargetkan penambahan kapasitas pembangkit EBT dan gas sebesar 80 gigawatt (GW) pada tahun 2040.
"Sampai tahun 2040, penambahan kapasitas pembangkit totalnya sekitar 80 GW," ujar Darmawan dalam sambutannya pada Road to PLN Investment Day, Rabu 6 Maret.
Darmawan merinci, dari 80 GW pembangkit yang ditargetkan, 75 persennya pembangkit berbasis pada energi baru terbarukan, sementara 25 persennya lainnya berbasis pada gas.
Lebih lanjut Darmawan menambahkan pihaknya juga menambah 3 jenis pembangkit berbeban dasar ke dalam RUPTL terbaru, antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) atau geothermal, Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
BACA JUGA:
"Karena ada Perpres tentang EBT 2 tahun lalu, sudah melarang untuk masuk RUPTL, yaitu perancangan dari pembangkit listrik berbasis pada batubara. Jadi, baseloadnya hanya 3, gas, hidro, dan ada juga geothermal," sambung Darmawan.
Dikatakan Darmawan, sebelumnya Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) yang diterbitkan Kementerian ESDM dan RUPTL milik PLN tidak berjalan beriringan. Namun kini keduanya sudah mencapai kesepakatan dan segala perencanaan yang dilakukan PLN dipastikan sudah sesuai dengan RUKN.
"Kali ini, Alhamdulillah, puji syukur Tuhan yang maha esa, bahwa RUKN dengan RUPTL, hari ini akur dong," pungkas Darmawan.