Ini Biang Kerok Harga Emas Melonjak
Emas batangan ditumpuk di ruang brankas rumah emas Pro Aurum di Munich, Jerman. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Harga emas pada perdagangan Rabu 6 Maret per pukul 16.15 WIB, harga emas di pasar spot berada di level 2.125,85 dolar AS per ons troi.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan pada tahun 2023, harga emas mengalami kenaikan lebih dari 13 persen, sementara logam dasar berkinerja buruk dan perak sedikit meningkat.

"Harga emas didukung oleh fungsi gandanya sebagai komoditas khusus dan aset keuangan. Pasar emas umumnya mencerminkan situasi perekonomian dan peta geopolitik," jelasnya kepada VOI, 6 Maret 2024.

Sutopo menyampaikan peperangan di Eropa Timur dan Timur Tengah, serta perpecahan kekuatan nuklir di dunia dan pemilu AS yang akan datang menciptakan ketidakpastian dalam pertumbuhan pasar.

Sementara itu, bank sentral global yang mendukung nilai emas dalam sistem keuangan global terus meningkatkan kuota emas.

Menurut Sutopo bank sentral, pemerintah dan otoritas moneter memiliki emas sebagai bagian integral dari cadangan mata uang asing, sehingga memvalidasi peran emas dalam sistem keuangan global.

Sutopo mengatakan selama beberapa tahun terakhir, bank sentral telah membeli lebih banyak emas daripada menjualnya.

Adapun Bank sentral membeli lebih dari 1.000 ton emas pada tahun 2022 dan 2023.

"Rusia dan Tiongkok telah menjadi pembeli utama, bersama dengan negara-negara lain yang jumlahnya terus bertambah," tuturnya.

Sutopo mengatakan statistik kemungkinan meremehkan pembelian emas Rusia dan Tiongkok karena negara-negara ini menganggap cadangan tersebut merupakan rahasia nasional yang strategis. Karena Tiongkok dan Rusia adalah produsen emas terbesar di dunia, mereka kemungkinan besar akan melakukan pembelian berkala yang tidak muncul di statistik untuk meningkatkan cadangan.

"Dari tahun 2017 hingga 2022, kepemilikan emas bank sentral terhadap total kepemilikan cadangan sentral meningkat dari 9,7 persen menjadi 12,9 persen," ucapnya.

Adapun, Dewan Emas Dunia melaporkan pada akhir tahun 2023, bahwa pembelian emas fisik, khususnya untuk cadangan nasional, secara historis sangat tinggi dan merupakan jumlah tertinggi kedua yang pernah tercatat setelah jumlah pembelian tertinggi pada tahun 2022.

Sutopo mengatakan, banyak negara mendiversifikasi dana cadangan menjadi campuran aset, namun ketidakpastian dan gejolak ekonomi dalam satu dekade terakhir telah menyebabkan pertumbuhan pembelian emas yang stabil dan peningkatan persentase dana cadangan yang digunakan oleh emas fisik untuk suatu negara.

Menurut Sutopo, semakin banyak negara yang beralih dari dolar AS sebagai mata uang dan aset cadangan, dan beralih ke emas untuk melindungi kekayaan negara, dan hal ini tampaknya akan terus berlanjut pada tahun 2024 dan seterusnya.

"Untuk emas Antam, selain mengikuti pasar dunia, tentu ada pengaruh ramadan. Emas antam kemungkinan akan di harga sekitar Rp1,2 juta hingga akhir tahun mengikuti model kenaikan harga emas dunia dan peningkatan inflasi," pungkasnya.