Bagikan:

JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat penurunan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 51,42 persen ke Rp6,11 triliun pada 2023. Padahal, pada 2022 PTBA meraup Rp12,57 triliun.

Mengutip laporan keuangan 2023, Jakarta, 5 Maret, melihat sisi pendapatan PTBA juga mengalami penurunan hingga 9,75 persen. Di mana, pendapatan PTBA sebesar Rp38,49 triliun pada 2023.

Bila dirinci, pendapatan batu bara mengalami penurunan ke Rp37,97 triliun pada 2023 dari Rp42,09 triliun di tahun sebelumnya. Sedangkan pendapatan lainnya turut turun dari Rp549 miliar pada 2022 menjadi Rp516 miliar di 2023.

PTBA mencatatkan beban pokok pendapatan naik menjadi Rp29,33 triliun pada 2023 dibandingkan Rp24,68 triliun pada 2022. Laba bruto pun anjlok menjadi Rp9,15 triliun dari sebelumnya Rp17,96 triliun, yang kemudian berlanjut pada penurunan laba bersih.

Penambahan beban pokok pendapatan pada 2023 berasal dari jasa penambangan Rp11,10 triliun pada 2023 dari sebelumnya Rp9,57 triliun, jasa angkutan kereta api Rp7,95 triliun dari sebelumnya Rp6,69 triliun, dan royalti ke pemerintah Rp4,44 triliun dari sebelunya Rp3,80 triliun.

Melihat laporan posisi keuangan konsolidasian, aset PTBA juga mengalami penurunan hingga 17,01 persen ke Rp38,77 triliun pada 2023. Besaran tersebut dibandingkan tahun sebelumnya di Rp45,36 triliun.

Berbeda dari aset, liabilitas mengalami kenaikan ke Rp17,2 triliun pada 2023 dari Rp16,44 triliun di tahun sebelumnya. Kenaikan tertinggi terjadi dari liabilitas jangka panjang di posisi Rp7,23 triliun.

Sementara itu, ekuitas mengalami penurunan menjadi Rp21,56 triliun pada 2023. Di mana, pada 2022 berada di posisi Rp28,92 triliun.