JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan, berdasarkan pantuan yang dilakukan di 649 pasar tradisional menunjukkan bahwa harga beras premium belum turun pada pekan ini.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim mengatakan, hasil pantauan yang dilakukan melalui Sistem Pantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) menunjukkan bahwa harga beras premium di seluruh daerah masih tinggi.
Kata Isy, harga beras yang tinggi ini terlihat di semua daerah pantuan yang terbagi menjadi tiga. Region A yakni Jawa, Sulawesi, Sumatera Selatan, Lampung, Bali dan NTB. Region B yakni Sumatera lainnya, Kalimantan, dan NTT. Sedangkan region C yakni Maluku dan Papua.
“Untuk beras premiumnya ini memang masih dari seluruh daerah yang di pantau memang belum ada terjadi penurunan harga,” katanya dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri, di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Senin, 4 Maret.
Isy mengakui beras premium di pasaran ada kenaikan. Namun, kata dia, kenaikannya tidak setinggi pada minggu-minggu sebelumnya.
“Kalau dibandingkan minggu ini dengan minggu lalu memang tidak terjadi seperti yang minggu-minggu lalu,” tuturnya.
Berdasarkan bahan paparan Isy, harga beras premium di Region A tercatat Rp16.200 per kilogram (kg). Lalu, di Region B Rp16.700 per kg dan di Region C Rp18.800 per kg.
BACA JUGA:
Adapun harga ecean tertinggi (HET) untuk beras premium adalah Rp13.900 per kg. Artinya, harga ditiga region tersebut telah melampaui harga HET.
Di sisi lain, Isy bilang untuk harga beras medium dari pantauan SP2KP sudah mengalami penurunan namun belum merata. Terutama di pasar inti yang menjadi pusat pasar beras.
“Di pasar induknya sudah mengalami penurunan memang belum sampai merambah kepada pasar-pasar tradisional yang terdiri di tingkat eceran,” ucapnya.