JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mewaspadai potensi kenaikan inflasi di bulan Ramadan. Hal tersebut mengingat terjadi kenaikan inflasi secara umum pada Februari 2024.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah mengatakan bahwa secara historis pada Ramadan sebelumnya memang selalu terjadi kenaikan harga komoditas pangan dan beberapa komoditas yang berpotensi bakal mengalami kenaikan seperti daging ayam ras maupun daging sapi, beras, minyak goreng, hingga gula pasir.
"Waspada terjadinya kenaikan harga secara umum pada momen bulan Ramadhanp yang ditunjukkan dari data historis perkembangan inflasi dimana pada momen Ramadhan selalu terjadi inflasi," ujar Habibullah dalam Konferensi Pers, Jumat 1 Maret.
Selain itu, Habibullah menyampaikan beberapa komoditas lainnya yang sering mengalami inflasi saat bulan Ramadan yaitu emas, rokok kretek filter, bahan bakar rumah tangga, ayam hidup, serta telur ayam ras.
Menurut Habibullah bebeberapa komoditas yang berpotensi memberikan andil besar terhadap inflasi umum diantaranya adalah komoditas pangan seperti daging ayam ras, minyak goreng, beras, ayam hidup, daging sapi, telur ayam ras, dan gula pasir.
Adapun untuk daging ayam ras pada bulan Ramadhan, pada April 2020 menyumbang inflasi sebesar 0,05 persen, pada April 2021 0,06 persen, pada April 2022 0,09 persen, dan pada Maret 2023 0,01 persen.
Selanjutnya, minyak goreng pada bulan Ramadhan, pada April 2020 dan April 2021 menyumbang inflasi sebesar 0,01 persen, dan pada April 2022 sebesar 0,19 persen. Sementara gula pasir menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen pada April 2020, dan sebesar 0,01 persen pada April 2022.
Adapun, jika melihat perkembangan inflasi sejak tahun 2020 - 2024 secara month to month pada bulan Ramadan, tahun 2020 inflasi umum sebesar 0,08 persen, pada tahun 2021 inflasi sebesar 0,13 persen dan pada tahun 2022 inflasi sebesar 0,95 persen, dan tahun 2023 inflasi sebesar 0,18 persen.