Bagikan:

JAKARTA – Proyek Strategis Nasional, Makassar New Port (MNP) telah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ini. Pelabuhan ini menjadi pelabuhan hub terbesar di Indonesia Timur dan juga diharapkan bisa menopang pertumbuhan perekonomian di sana.

Adapun peresmian Proyek Strategis Nasional, Makassar New Port (MNP) ini ditandai dengan memindahkan mockup kontainer ke mockup kapal dan penandatanganan prasasti.

Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, sesuai arahan Presiden Jokowi tiga tahun yang lalu, bahwa kekuatan pelabuhan BUMN harus disatukan untuk menjadi pemain global, meningkatkan efisiensi, dan mendorong penurunan biaya logistik nasional.

Karena itu, sambung Erick, dengan di awali pengkonsolidasian Pelindo I, II, III, dan IV menjadi Pelindo, pelabuhan di Indonesia kini menjadi salah satu pelabuhan terbaik dengan urutan 20 besar dunia dari semua pelabuhan di Asia Tenggara.

“Kita sudah menekan hari ini misalnya bongkar muat yang tadinya 34 box sudah menjadi 20 box, yang tadi di sampaikan perlu berhari hari dengan rata-rata 38 jam sekarang sudah menjadi 22 jam artinya ini percepatan yang luar biasa. Kami juga terus menata 122 pelabuhan yang ada di Indonesia melalui monitoring system pelabuhan di Indonesia Timur yang terintegrasi dengan Jakarta,” ujar Erick, Kamis, 22 Februari.

Kementerian BUMN, sambung Erick, bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR menghadirkan tiga pelabuhan internasional dengan mengintegrasikan infrastruktur di sekitarnya dan mengintegrasikan beberapa kawasan industri untuk menjadi bagian dari ekosistem pelabuhan.

Karena itu, Erick bilang hadirnya Makassar New Port menjadi sangat penting dimana sebagai gerbang dunia atau hub untuk Kawasan Indonesia Timur.

“Kita terus konsolidasikan dari segi keuangan Alhamdulillah profit Rp3,9 triliun dan investasi Proyek Strategis Nasional ini mandiri dari Pelindo sendiri senilai Rp5,4 triliun dan terus bertahap sampai Rp10 triliun,” ucap Erick.

Sekadar informasi, dermaga MNP Tahap 1A, 1B dan 1C yang diresmikan tersebut memiliki panjang total 1.280 meter dan dibangun PT Pelabuhan Indonesia (Persero) di atas lahan seluas 52 hektare guna menopang pertumbuhan perekonomian di wilayah timur Indonesia.

Kehadiran pelabuhan baru di Makassar akan mampu menampung sebanyak total 2,5 juta TEUs (twenty-foot equivalent unit) peti kemas untuk di dermaga tahap 1A, B, dan C ini juga menjadi angin segar bagi para shipping lines atau perusahaan pelayaran.

Karena dengan kedalaman yang dimiliki yakni -16 meter LWS (Low Water Springs), dermaga MNP sudah bisa disandari kapal dengan bobot besar atau post panamax yang biasa digunakan untuk direct call atau pelayaran langsung ke luar negeri.

MNP juga telah dilengkapi dengan Integrated Planning dan Control Room, sebuah langkah inovatif untuk memantau dan mengontrol layanan kapal, terminal, peti kemas, dan logistik secara terpusat. Transformasi ini bertujuan meningkatkan efisiensi layanan dan mendukung daya saing logistik nasional.

Di mana Integrated Planning and Control Room menjadi evolusi dari Planning and Control Room (PnC) sebelumnya yang telah berhasil diterapkan di Semarang. Perbedaan tersebut terletak pada cakupan pengawasannya yang tidak hanya terbatas di Makassar, namun juga mencakup wilayah lain seperti Kendari, Balikpapan, hingga Maluku dan Papua.

Sejak dermaga tahap 1A diresmikan pengoperasiannya pada sekitar awal November 2018 lalu, kehadiran MNP telah mampu mengurai waiting time atau waktu tunggu kapal di pelabuhan untuk bongkar muat barang yang telah lama beroperasi di wilayah Makassar, yakni Terminal Petikemas Makassar (TPM) atau yang sekarang disebut dengan MNP.

Dengan pelayanan 24 per 7 atau 24 jam selama 7 hari, kehadiran MNP yang nantinya akan terintegrasi dengan sebuah kawasan industri berskala besar dan juga rel kereta api dan jakan tol yang menghubungkan kota-kota di Sulawesi diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia secara luas.