JAKARTA - Hasil Pertemuan Tingkat Menteri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Uni Eropa (UE) ke-24 yang berlangsung di Brussels, Belgia, menyerukan agar seluruh negara menjaga stabilitas pupuk demi menjaga ketahanan pangan.
“Kami menyadari pentingnya ketahanan pangan dan gizi. Kami menegaskan kembali komitmen kami dan menyerukan kepada semua negara untuk mendorong kelancaran aliran barang dan input pertanian penting secara global, termasuk pupuk, untuk menjamin stabilitas harga dan ketahanan pangan di pasar global,” demikian menurut Pernyataan Bersama Menteri, dikutip dari Antara, Sabtu 3 Februari.
Keamanan dan stabilitas di Laut Hitam pun disepakati sebagai salah satu upaya mewujudkan stabilitas harga dan ketahanan pangan terutama dalam hal ekspor biji-bijian yang berkelanjutan. Sehingga ASEAN dan UE dengan seksama memperhatikan upaya dalam memfasilitasi ekspor biji-bijan dan produk pertanian lainnya.
Lebih lanjut pertemuan tersebut turut mendukung penyelenggaraan Pertemuan Ketiga Kelompok Kerja Gabungan Minyak Sawit dan Webinar Teknis antara Uni Eropa dan ASEAN, sebagai upaya untuk mendorong kesepahaman mengenai produksi minyak nabati berkelanjutan dan mengatasi tantangan di sektor minyak sawit secara holistik, transparan, dan non-diskriminatif.
“Kami menantikan diselenggarakannya Kelompok Kerja Gabungan Keempat mengenai Minyak Sawit antara Uni Eropa dan negara-negara Anggota ASEAN yang relevan. Kami mencatat bahwa negara-negara produsen terkait dan UE telah membentuk Satuan Tugas Bersama untuk memperkuat kerja sama dalam penerapan Peraturan Deforestasi UE,” ucap pernyataan bersama tersebut.
Tak hanya itu, kedua wilayah turut menegaskan kembali mengenai pentingnya menjaga dan mendorong perdamaian, keamanan, stabilitas, keselamatan, dan kebebasan navigasi di dalam dan di atas Laut China Selatan sebagaimana diatur dalam hukum internasional, termasuk UNCLOS tahun 1982.
ASEAN dan UE mendorong agar semua negara untuk menghindari tindakan sepihak yang membahayakan perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan serta menekankan perlunya menjaga dan mendorong lingkungan yang kondusif bagi negosiasi Kode Etik di Laut Cina Selatan (COC).
Baca juga:
“Kami menegaskan kembali perlunya meningkatkan rasa saling percaya dan keyakinan, menahan diri dalam melakukan semua aktivitas dan menghindari tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan dan risiko kecelakaan, kesalahpahaman, dan salah perhitungan, serta mengupayakan penyelesaian perselisihan secara damai sesuai dengan ketentuan yang berlaku. dengan prinsip-prinsip hukum internasional yang diakui secara universal, termasuk UNCLOS 1982,” tegas pernyataan tersebut.
ASEAN dan UE turut menyepakati bahwa konektivitas berkelanjutan merupakan prioritas utama dalam hubungan antar wilayah dan harus berkontribusi untuk mempercepat transisi digital dan energi.
ASEAN juga mendorong dukungan UE terhadap Inisiatif Jaringan Listrik ASEAN dalam menyediakan pengembangan kapasitas dan keahlian untuk sistem jaringan listrik Asia Tenggara yang terintegrasi.