JAKARTA - Ketua BKSAP DPR RI, Dr. Fadli Zon, menghadiri Pertemuan Parlemen ASEAN-Parlemen Eropa ketiga di Strasbourg, Perancis, pada akhir November 2023.
Bertajuk The 3rd Inter-Regional European Parliament (EP)-ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), Fadli Zon selaku Ketua Delegasi menyampaikan bahwa Barat dan siapa pun yang mendukung kekejaman Israel di Gaza akan kehilangan kompas moral.
Bahkan, ia tak segan menyebut praktik yang dilakukan Israel sekarang ini ialah praktik NAZI pada era modern.
"Mentalitas kolonial masih banyak tersisa terutama dengan standar ganda dan kemunafikan dari Barat. Meskipun ada bukti nyata mengenai kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina, sangat disayangkan dan berbahaya bahwa standar ganda dan perilaku kolonialisme masih ada di abad ke-21. Ini dapat membuat mereka kehilangan pedoman moral (moral compass)," tutur Fadli.
Fadli Zon lebih lanjut menyinggung keadaan di Gaza yang sangat menghawatirkan. Setidaknya ada 14 ribu masyarakat Palestina meninggal dunia karena serangan brutal Israel.
Selain itu, satu anak-anak meninggal setiap lima menit. Belum lagi serangan kepada tempat ibadah dan rumah sakit, termasuk rumah sakit Indonesia.
Kesengsaraan rakyat Palestina tak sampai di situ. Kekurangan akses terhadap makanan, air, listrik, dan pemadaman komunikasi membuat kejahatan kemanusiaan ini kian menjadi.
Menilik kondisi tragis itu, tak pelak Fadli menyoroti standar ganda dan mental kolonialisme negara-negara yang berdiri bersama Israel.
Dia tak ingin hanya gencatan senjata sementara, tapi ada solusi permanen agar terciptanya perdamaian di kawasan tersebut.
"Kita perlu menyambut baik langkah gencatan senjata selama empat hari ini, khususnya bantuan kemanusiaan. Namun, komunitas internasional, termasuk Uni Eropa, harus tetap memerhatikan keadaan di Gaza dan menuntut akuntabilitas Israel."
BACA JUGA:
"Harus ada solusi permanen agar tercipta perdamaian di kawasan. Akuntabilitas merupakan elemen yang krusial dalam tragedi kemanusiaan di Gaza."
"Penting Uni Eropa menekan Israel untuk menghentikan pembunuhan terhadap warga Palestina, mendorong gencatan senjata secara permanen, dan menggalang upaya untuk mendorong ICC (Mahkamah Pidana Internasional) menyelidiki Israel atas genosida terhadap rakyat Palestina," tutur Fadli Zon.
Terakhir, dalam pernyataannya di agenda dialog Parlemen Eropa-Parlemen ASEAN itu, Fadli Zon mengingatkan Uni Eropa bahwa agenda bersama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas tidak akan ada artinya jika hak-hak rakyat Palestina tak diperhatikan.
Sementara itu, pertemuan di Perancis tersebut sejatinya membahas terkait EP-AIPA Joint Assembly untuk memperkuat kerja sama antarparlemen.
Beberapa detail pertemuan di antaranya mendiskusikan perlunya kerja sama perdagangan kedua wilayah dan secara bilateral, yang mana delegasi DPR RI menyampaikan pentingnya menuntaskan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
Fadli Zon, Ketua BKSAP DPR RI, memastikan bahwa dialog akan efektif, tidak menduplikasikan dialog yang ada, serta berdasarkan kesetaraan, saling menghormati dan menguntungkan.