JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi ekspor Provinsi Papua Barat didominasi komoditas minyak dan gas (migas) senilai 313,46 juta dolar AS atau 99,13 persen dari total ekspor sebanyak 316,21 juta dolar AS pada Desember 2023.
Ekspor Papua Barat dilakukan melalui Pelabuhan Teluk Bintuni 99,13 persen (313,46 juta dolar AS), Pelabuhan Sorong 0,36 persen (1,14 juta dolar AS), Pelabuhan Manokwari 0,16 persen (0,50 juta dolar AS), dan Bandara DEO Sorong 0,06 persen (0,20 juta dolar AS).
Selain itu, Pelabuhan Tanjung Perak 0,14 persen (0,46 juta dolar AS), Tanjung Priok 0,11 persen (0,35 juta dolar AS), Pelabuhan Jayapura 0,03 persen, dan Bandara Soekarno-Hatta.
"99,71 persen pengiriman komoditas ekspor dilakukan melalui pelabuhan dan bandara di wilayah Papua Barat dan Papua Barat Daya," ujar Kepala BPS Papua Barat Merry di Manokwari, Sabtu, 3 Februari.
"Realisasi ekspor non-migas menyumbang 0,83 persen dari total ekspor atau senilai 2,75 juta dolar AS," imbuh Merry dikutip dari ANTARA.
Menurut dia ekspor migas mengalami pertumbuhan 3,50 persen (yoy) jika dibandingkan dengan kondisi Desember 2022, dan tumbuh 33,57 persen (mtm) dibanding November 2023.
BACA JUGA:
Sama halnya dengan kinerja ekspor komoditas non migas yang mampu tumbuh 23,62 persen (yoy) secara tahunan, dan secara bulanan meningkat menjadi 86,22 persen (mtm).
"Ekspor migas maupun non migas mengalami pertumbuhan positif secara tahunan dan bulanan," ucap Merry.
Ia menyebut ada tiga negara tujuan ekspor terbesar Papua Barat pada Desember 2023 yaitu Tiongkok 69,37 persen (219,35 juta dolar AS), Jepang 13,31 persen (42,07 juta dolar AS), dan Korea Selatan 12,28 persen (38,83 juta dolar AS).
Ekspor komoditas migas maupun non migas Papua Barat juga dikirim ke sejumlah negara lainnya seperti Meksiko, Papua Nugini, Timor Leste, Singapura, Taiwan, Vietnam, dan Yunani.
"Ekspor Papua Barat ke negara-negara di Asia mencapai 95,37 persen (301,56 juta dolar AS), Amerika 4,44 persen (14,06 juta dolar AS), dan lainnya," kata Merry.