Bagikan:

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia Januari–Desember 2023 mencapai 258,82 miliar dolar AS atau turun 11,33 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara ekspor nonmigas mencapai 242,90 miliar dolar AS atau turun 11,96 persen.

Sementara itu, nilai ekspor Indonesia pada Desember 2023 mencapai 22,41 miliar dolar AS. Realisasi ini mengalami kenaikan sebesar 1,89 persen (mtm) dibandingkan pada bulan sebelumnya sebesar 22,15 miliar dolar AS.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan kenaikan nilai ekspor didorong oleh peningkatan ekspor minyak dan gas (migas) dan juga kenaikan nilai ekspor non migas.

“Ekspor migas tercatat 1,48 miliar dolar AS, atau naik 15,28 persen (mom). Kemudian nilai ekspor non migas naik 1,06 persen (mom) dengan nilai ekspor 20,93 miliar dolar AS," Ucapnya dalam rilis BPS Senin 15 Jakarta.

Pudji menyampaikan kenaikan nilai ekspor non migas pada bulan Desember 2023 didorong oleh kenaikan ekspor golongan bahan bakar mineral (HS 27) sebesar 10,07% (mom) dan bijih logam, terak, dan abu (HS 26) tercatat naik 37,37 persen (mom).

Sedangkan ekspor migas naik 15,28 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan nilai ekspor didorong oleh ekspor hasil minyak hingga 78,67 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Semenatra itu, ekspor non-migas naik 1,06 persen menjadi 20,93 miliar dolar AS.

Meski secara bulanan naik, BPS mencatat secara tahunan nilai ekspor 2023 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan Desember 2022, nilai ekspor pada akhir tahun 2023 turun 5,76 persen (yoy).

Pudji mengatakan penurunan ini didorong oleh ekspor nonmigas terutama akibat penurunan ekspor komoditas bahan bakar mineral (HS 27), sebesar 16,49 persen, kemudian nikel dan barang juga turun 30,44 persen.

Kemudian lemak dan minyak hewan atau nabati (HS 15) juta turun 23,42 persen (yoy) . Kemudian nikel dan barang daripadanya (HS 75) tercatat turun 30,44 persen (yoy).