Erick Thohir Sebut UAE Tertarik Garap Proyek Food Estate di Indonesia
Menteri BUMN Erick Thohir (foto: antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan bahwa Uni Emirat Arab (UEA) tertarik untuk menggarap proyek pengembangan lumbung pangan atau food estate di dalam negeri.

Bahkan, Erick bilang UEA telah membawa perusahaan besar bernama Elite Agro untuk berinvestasi dalam pengembangan food estate di Tanah Air.

“Nah food estate salah satu yang tadi didiskusikan dengan UAE. Bahkan mereka sudah membawa perusahaan besarnya, Elite Agro yang mau investasi di food estate kita,” katanya kepada wartawan di Hotel Four Season, Jakart, Kamis, 1 Februari.

Meski sudah ada negara yang tertarik berinvestasi, Erick bilang bahwa pembangunan food estate ini tidak dapat dicapai dengan waktu yang singkat. Setidaknya, kata dia, dibutuhkan waktu 5 tahun.

“Nah, tetapi gini, membangun food estate itu bukan 6 bulan. Contoh kita nanam bibit, nyoba bibit gula itu perlu 6 bulan, mana bibit yang cocok dengan lahannya. Padi juga begitu, bisa 6 bulan,” tururnya.

“Jadi, cycle-nya itu perlu 1 sampai 2 tahun sampai dia benar-benar tumbuh sesuai dengan yang kita proyeksikan. Jadi, food estate itu perlu waktu minimal 4-5 tahun, baru kita lihat hasilnya. Dan dari saat awalnya harus benar,” sambungnya.

Selain itu, Erick juga bilang bahwa pembahasan mengenai sektor pangan bersifat sensitif. Meski begitu, Erick menyoroti harga pangan yang mengalami kenaikan yang signifikan saat ini.

Kata dia, faktor geopolitik seperti konflik di Gaza, dan juga perang Ukraina-Rusia, kemudian persoalan Laut Merah ini turut berkontribusi pada ketidakstabilan harga pangan.

Selain itu, Erick juga bilang bahwa peningkatan jumlah penduduk juga menjadi tantangan tersebdiri.

“Kita ini masih banyak impor. Padi impor, gula impor. Tidak mungkin kita mendiamkan negara sebesar ini terjebak hanya impor-impor pangan. Nah itulah yang harus kita satukan bagaimana petani dijaga, korporasi didatangkan, market dibesarkan,” jelasnya.

Kata Erick, kerja sama dengan UAE ini sebagai upaya pemerintah untuk menciptakan keamanan pangan. Erick bilang investasi ini tidak akan hanya menguntungkan Indonesia, tetapi juga bagi UAE.

“Nah inilah kenapa kalau tadi dari UAE juga melihat ini potensi sebagai security daripada makanan bukan hanya buat kita, buat dia juga. Ini hal yang menurut kita menjadi win-win. Jadi kita membuka partnership dengan segala pihak, tidak mengkotomi hanya kita dan siapa kita lakukan,” ucapnya.