Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belania Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja memproyeksikan tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan menjelang tahun baru Imlek rata-rata akan meningkatkan sekitar 10 persen.

Alphonzus bilang tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan sendiri di 2023 sudah mencapai 100 persen. Artinya sudah kembali ke posisi sebelum pandemi COVID-19.

“APPBI memprediksi hanya naik 10 persen dibandingkan 2023. Kenapa? Ini kebetulan Idul Fitrinya ada hari kejepit tanggal 8 Isra Mijraj, tanggal 9 Jumat, tanggal 10 baru Imlek,” katanya usai acara Rakernas APPBI, di The Langham Hotel, Jakarta, Rabu, 31 Januari.

Lebih lanjut, Alphonzus mengatakan, jumlah peningkatan kunjungan ke pusat perbelanjaan ini kecil lantaran tahun baru Imlek ini berdekatan dengan libur Isra Mijraj sehingga terjadi long weekend.

“Biasanya kalau yang hari kejepit gini banyak yang akan long holiday ambil cuti. Kalau ambil cuti yang kelas menengah atas biasanya bepergian ke luar negeri,” ucapnya.

Sementara, sambung dia, untuk kelas menengah ke bawah akan memilih untuk berwisata ke wilayah Jawa dan Bali. Apalagi, kata dia, infrastruktur jalan tol juga sudah bagus.

Dengan begitu, kata Alphonzus, akan mempangaruhi tingkah kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan.

“Karena infrastruktur jalan tol di Indonesia udah bagus apalagi di Jawa Bali sudah begitu nyaman akan banyak yang jalan-jalan lagi. Kalau jalan-jalan lagi itu akan berdampak ke pusat belanja karena pusat belanja itu lebih suka hari kejepit daripada cuti bersama. Kalau cuti bersama tadi saya sudah sampaikan banyak yang menggunakan waktunya untuk jalan-jalan,” ucapnya.

Meski begitu, Alphonzus bilang prospek bisnis mal atau pusat perbelanjaan di tahun ini akan jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Apalagi, kata dia, ada dua mal baru yang akan beroperasi di tahun ini.

“Nah di 2024, kami menargetkan ada penambahan sekitar 20-30 persen. Karena 2023 berdasarkan hasil pengamatan kami, 2023 itu pusat belanja masih harus berbagi dengan jalan-jalan, traveling, wisata karena sudah 3 tahun orang Indonesia kangen dengan jalan-jalan,” katanya.