Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi buka suara mengenai permasalahan di bantuan pangan. Ia memastikan permasalahan verifikasi data penerima bantuan pangan beras akan segera rampung pekan ini.

Sekadar informasi, penyaluran bantuan pangan belum tersalurkan sepenuhnya terhadap 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Hal ini karena verifikasi data penerima dari Kemenko PMK dengan Pemerintah Daerah (pemda) belum selesai 100 persen. Artinya baru berjalan sebagian.

Lebih lanjut, Bayu mengungkapkan bahwa permasalahan data ini telah dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.

“Jadi tadi sudah dilaporkan kepada Pak Mendagri, insyaallah minggu ini dan minggu depan verifikasi selesai,” katanya dalam konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin, 29 Januari.

Bayu bilang bahwa proses ini adalah proses yang wajar dari waktu ke waktu, termasuk karena pergantian tahun anggaran.

Setelah permasalahan verifikasi selesai, sambung Bayu, maka Bulog akan menyalurkan bantuan pangan secara berurutan untuk Januari dan Februari.

“Kemudian, Bulog akan menyalurkan langsung baik bantuan pangan yang bulan Januari dan Februari secara berurutan, sehingga tidak terlalu lama semuanya akan sudah bisa disalurkan,” jelas Bayu.

Sebelumnya diberitakan, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan bantuan pangan beras dilanjutkan tidak hanya di 2023 tapi dilanjutkan di 2024. Dia bilang program ini dilanjutkan untuk bantalan ekonomi.

“Ini bukan karena politik, ini memang kebutuhan bagi 22 juta masyarakat yang membutuhkan bantalan ekonomi. Bapak Presiden kan ingin beri banyak bantuan ke rakyat, ada yang dalam bentuk tunai, ada yang dalam bentuk beras, nah untuk bantuan pangan beras itu Badan Pangan Nasional yang kerjakan,” ujar Arief.

Arief bilang data penerima bantuan pangan beras juga bukan dari Badan Pangan Nasional, tapi dari Kemenko PMK. Badan pangan, sambung dia, menugaskan Bulog dan memastikan program berjalan sesuai target.

“Kami yang menugaskan Bulog dan memastikan semua berjalan sesuai target. Ini salah satu challenge bahwa beras Bulog yang diserap dari petani atau luar negeri, itu dahulu sulit keluar tersalurkan, karena dahulu memang tidak ada program pemerintah sebagai clearance-nya. Tapi tentunya hari ini sudah jauh lebih baik,” ungkap Arief.