JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menjabarkan nilai investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Investasi yang telah masuk ke IKN saat ini tercatat Rp41,4 triliun.
Hal ini disampaikan Bahlil sebagai jawaban atas tantangan dari Co-Captain Timnas Anies-Muhaimin (AMIN), Thomas Lembong yang vokal mengkritik IKN. Dia menilai informasi yang disampaikan mengenai investasi IKN agak rancu.
“Sahabat saya ini kadang-kadang halunisasi tingkat tinggi. Pertama saya katakan bahwa total rancangan investasi di IKN itu kurang lebih Rp500 triliun. Di mana kebijakan negara 20 persen dari APBN. Berapa 20 persen, kalau itu Rp500 triliun berarti Rp100 triliun. Kalau Rp400 triliun berarti Rp80 triliun,” katanya saat ditemui di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Rabu, 24 Januari.
Menurut Bahlil, investasi sebesar itu tidak langsung diguyurkan ke IKN. Bahlil bilang paling tidak dibutuhkan waktu pling cepat 20 tahun untuk merealisasikannya.
“Dan itu waktunya bukan sekaligus, itu waktunya paling cepat itu kurang lebih sekitar 10 sampai 20 tahun,” ucapnya.
Terkait dengan realisasi investasi di IKN, Bahlil mengatakan hal itu bisa dicek sendiri progres pembangunan di IKN sekarang. Dia bilang rumah sakit hingga taman dibangun oleh pihak swasta.
“Apakah sudah ada investasi yang masuk? teman-teman kan bisa cek. Hotel itu bukan dibangun oleh pemerintah, rumah sakit itu bukan dibangun oleh pemerintah, itu semua investor. Tempat olahraga, taman itu semua swasta, dan tahap pertama itulah klaster pertama, ini disebut dengan ring satu,” katanya.
Lebih lanjut, Bahlil bilang dari Rp41,4 triliun investasi yang masuk, Rp25 triliun di antaranya adalah investasi Konsorsium Nusantara. Namun, Bahlil enggan merinci porsi pemilik saham.
“Mereka (Konsorsium Nusantara) kan waktu komunikasi ke saya sekitar Rp20 sampai Rp25 triliun. Berapa (porsi suntikan masing-masing) pemilik saham? Enggak boleh dong aku bongkar. Sudah gila kali. Gak boleh pemilik saham kita bongkar. Tapi angka akuumulasi ada dong Rp25 triliun,” jelasnya.
BACA JUGA:
Bahlil juga bilang pembangunan IKN akan dikebut dan ditargetkan Juni 2024, karena Agustus direncanakan dimulai pemindahan dari Ibu Kota DKI Jakarta.
“Pembangunannya kita kejar sampai dengan 2024 ini, bulan Juli. Karena Agustus kan kita sudah mau ke sana dan ada beberapa hotel yang sudah mau jadi di bulan Juli. Jadi sangatlah keliru (kalau disebut IKN tidak ada investasi). Kedua, kita jangan asbun, asal bunyi itu enggak bagus,” katanya.