Bagikan:

JAKARTA - PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memanfaatkan 30 persen area komersil bandara tersebut untuk memasarkan produk usaha mikro kecil dan menengah dari DIY dan Jawa Tengah.

General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Yogyakarta Ruly Artha di Kulon Progo, Senin 22 Januari, mengatakan lebih dari 700 produk UMKM asal DIY dan Jawa Tengah dipasarkan di area komersil Bandara Internasional Yogyakarta dalam rangka mendukung pengembangan perekonomian, pariwisata, dan budaya daerah yang dapat menunjang bisnis bandara yang berkelanjutan.

"Peruntukan 30 persen area komersil untuk UMKM ini juga sebagai wujud komitmen terhadap Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,” kata Ruly, dikutip dari Antara.

Ia mengatakan pemberdayaan UMKM di area bandara menjadi upaya meningkatkan ketertarikan para pengguna jasa dan wisatawan untuk berbelanja di bandara, serta secara langsung berkontribusi positif pada peningkatan dan pemerataan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang menjadi pelaku usaha UMKM.

Area UMKM YIA menjadi salah satu program unggulan pemberdayaan UMKM di bandara.

"YIA memiliki area khusus UMKM dengan total luas 2.294 meter persegi, yang terbagi menjadi dua area, yakni Kawasan Tugu Malioboro (KTM) yang berada di Gedung Penghubung Lantai Mezzanine dan Galeri Pasar Kotagede yang dapat ditemukan di ruang tunggu keberangkatan," katanya.

Ruly mengatakan Kawasan Tugu Malioboro yang menghubungkan terminal penumpang dengan gedung parkir kendaraan YIA memiliki luas area 889,2 meter persegi, dan merupakan area UMKM yang didesain menyerupai area Tugu Malioboro, lengkap dengan miniatur Tugu Yogyakarta yang menjadi salah satu ikon pariwisata Yogyakarta.

Kawasan Tugu Malioboro dapat memfasilitasi 200 produk UMKM dengan sektor usaha produk kerajinan tangan (craft) dan produk dekorasi rumah, pakaian, kuliner, serta suvenir.

Galeri Pasar Kotagede merupakan miniatur dari Pasar Kotagede, pasar tradisional legendaris yang berdiri sejak abad ke-16, memiliki luas 1.395,08 meter persegi serta dapat menampung hingga 500 produk UMKM.

Selanjutnya, Galeri Pasar Kotagede memiliki filosofi sebagai melting pot dari berbagai macam produk kerajinan tangan, pakaian, aksesoris, serta kuliner. Dalam pengelolaan UMKM ini, PT Angkasa Pura I bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UMKM DIY.

Hal itu sesuai dengan komitmen, YIA dibangun menjadi bandara yang membawa dan merepresentasikan unsur budaya, seni, dan pariwisata Yogyakarta sehingga dapat menciptakan kesan dan pengalaman yang kental dengan nuansa Yogyakarta.

"YIA hadir sebagai ikon DIY dengan merepresentasikan nilai dan simbol Yogyakarta serta kekhasan infrastruktur YIA. Semoga area UMKM ini dapat menjadi daya tarik tersendiri, tidak hanya bagi penumpang, tapi seluruh masyarakat Yogyakarta, serta tentunya wisatawan domestik dan internasional,” katanya.