Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) terus mengupayakan agar pembangunan jalan layang atau flyover Krian dan Kedinding agar dapat selesai sesuai target.

Hal itu dilakukan untuk mendukung operasional Jalur Ganda Mojokerto-Sepanjang yang sudah rampung dan dioperasikan per 1 Desember 2023.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal mengatakan, bahwa kedua flyover tersebut dibangun untuk menghilangkan perlintasan sebidang pada Jalur Ganda Mojokerto-Sepanjang.

"DJKA selalu berkomitmen untuk meningkatkan keselamatan, keamanan dan kenyamanan perjalanan kereta api, termasuk melalui pembangunan perlintasan tidak sebidang," kata Risal dalam keterangan resminya, dikutip Senin, 22 Januari.

Risal menilai, perlintasan tidak sebidang yang dimaksud adalah persilangan antara jalan dan jalur rel kereta api yang dibangun terpisah melalui flyover maupun underpass.

Pembangunan perlintasan tidak sebidang merupakan upaya yang dilakukan DJKA untuk mengurangi perlintasan sebidang serta menekan angka kecelakaan yang melibatkan moda transportasi jalan dengan kereta api.

Adapun flyover itu dibangun di Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo dan Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, untuk menggantikan perlintasan sebidang dengan nomor registrasi JPL 64 dan JPL 79.

Per 14 Januari 2024, diketahui progres pembangunan Flyover Kedinding (pengganti JPL 79) sudah mencapai 93,5 persen. Sementara, Flyover Krian (pengganti JPL 64) progresnya sudah mencapai 96,4 persen.

Menurut Risal, pembangunan Flyover Krian dimaksudkan untuk memecah kepadatan pada Simpang Lima Krian saat jam sibuk di pagi dan sore hari.

"Dengan beroperasinya jalur ganda, maka frekuensi kereta api yang melintasi simpang ini akan semakin bertambah. Sehingga, kami merasa perlu untuk mengamankan perjalanan kereta api sekaligus memastikan keselamatan pengguna jalan melalui pembangunan flyover ini," tuturnya.

Sementara, Flyover Kedinding dibangun untuk meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api (KA) sekaligus memberi akses yang lebih aman untuk menghubungkan Desa Tarik dan Desa Kedinding.

Sebelum dibangun fly over ini, terdapat jalan penghubung antar desa yang terletak di emplasemen Stasiun Kedinding sehingga berpotensi membahayakan perjalanan KA dan mengancam keselamatan warga yang beraktivitas di sekitar perlintasan ini.

Lebih lanjut, kata Risal, pembangunan Jalur Ganda Mojokerto-Sepanjang tersebut merupakan bagian dari pembangunan Jalur Ganda Selatan Jawa.

Selain pembangunan perlintasan tidak sebidang, pekerjaan proyek jalur ganda itu mencakup peningkatan jalur dan bantalan rel (semula R42 menjadi R54), peningkatan fasilitas operasi (persinyalan, telekomunikasi dan kelistrikan) serta revitalisasi bangunan stasiun, jembatan maupun bangunan penunjang lainnya.

"Secara umum, pembangunan Jalur Ganda Selatan Jawa merupakan wujud komitmen kami dalam meningkatkan keselamatan, kecepatan dan keandalan layanan kereta api. Sehingga, kami terus berfokus untuk menyelesaikan proyek ini pada ruas-ruas jalur lainnya," pungkasnya.