JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menargetkan adanya penambahan jumlah ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, dari Australia, Asia, Amerika dan Eropa.
Hal tersebut diungkapkan Sandiaga usai rapat koordinasi (rakor) dengan PT Angkasa Pura (AP) I guna membahas aksesibilitas dan peningkatan layanan bagi wisatawan.
Sandiaga menyebut, ada tiga kesimpulan yang dapat diambil dari rakor itu. Pertama terkait konektivitas, yang mana dibutuhkan peningkatan jumlah penerbangan yang bisa menjangkau pasar utama Indonesia, seperti Australia, Eropa, Asia, dan Amerika.
"Kami sudah petakan ada beberapa penerbangan tambahan yang akan kami tambahkan di 2024, termasuk yang kami sasar dari Turkish Airlines, Etihad, juga ada beberapa tambahan maskapai penerbangan internasional," kata Sandiaga dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Jumat, 12 Januari.
Dia menambahkan, dengan adanya penambahan jumlah penerbangan, diharapkan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dapat melayani penumpang seperti sebelum pandemi di 2019 silam, yakni sebanyak 24.169.561 penumpang.
Kesimpulan kedua adalah seluruh stakeholder terkait diharapkan berkolaborasi guna memastikan pengalaman dan kenyamanan wisatawan mancanegara (wisman) saat berkunjung ke Bali tidak terganggu, setelah implementasi kebijakan penarikan retribusi daerah sebesar 10 dolar AS mulai 14 Februari 2024.
"Adanya biaya ini untuk kemajuan dan kelestarian budaya dan pengelolaan sampah yang kami harapkan bisa memberikan nilai tambah bagi wisatawan," ujarnya.
Ketiga adalah upaya pengendalian kepadatan wisatawan agar tidak terpusat di satu daerah saja, seperti yang terjadi pada 29 Desember 2023 lalu.
Kepadatan tersebut mengganggu kelancaran lalu lintas (lalin) di daerah Bali bagian selatan.
BACA JUGA:
Salah satu upayanya adalah dengan mengembangkan destinasi wisata andalan di Bali bagian utara, seperti Buleleng dan Karangasem, Bali bagian barat yaitu Jembrana, dan juga Bali bagian timur yaitu Klungkung.
Selain itu, upaya yang sedang dijajaki dengan Korps Lalu Lintas (Korlantas) yaitu skema buka tutup seperti yang sering dilakukan di sejumlah daerah, terutama di Jawa Barat.
"Ini yang sedang mulai kami simulasikan dan koordinasikan. Kami juga berencana akan menghadirkan transportasi LRT dan mengusulkan transportasi berbasis laut. Sehingga, dari titik Canggu, Jimbaran, Kuta itu bisa dihubungkan dengan yang disebut taksi laut. Tentunya ini akan sangat mendukung pariwisata di Bali," ungkapnya.