Nasib Investasi China ke Proyek Hilirisasi Rumput Laut di Wakatobi, KKP Buka Suara
Ilustrasi rumput laut (foto: dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut, rencana investasi China untuk hilirisasi rumput laut dalam proyek percontohan (Modelling) di kawasan Wakatobi, Sulawesi Tenggara, masih dalam tahap pembahasan hingga saat ini.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Budi Sulistiyo menargetkan, pembahasan tersebut akan selesai pada pertengahan tahun ini.

"Mungkin di pertengahan tahun ini lah (selesai). Kadang negosiasi itu, kan, (butuh waktu lama), karena kami harus meyakinkan investor, mereka juga harus meyakinkan kami sambil menjaga komitmen tentang aturan di negara masing-masing," kata Budi kepada VOI di Gedung KKP, Jakarta, Rabu, 10 Januari.

Budi menyebut, kala itu Pemerintah Indonesia melalui KKP sedang melakukan promosi terkait dengan proyek percontohan hilirisasi rumput laut di Wakatobi. Lalu, China pun menyatakan minatnya untuk berinvestasi.

"Jadi, waktu kami promosi, seminar, mereka menyatakan minat (berinvestasi). Setelah kami dekati, mereka mungkin (berpikir lagi). Jadi, ini masih berkembang dan dalam pembahasan sampai sekarang," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana memfasilitasi investasi untuk hilirisasi rumput laut dalam proyek percontohan (Modelling) di kawasan Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Budi Sulistiyo menyebut, adanya ketertarikan China untuk berinvestasi dalam proyek tersebut.

"Investor itu mereka baru menyampaikan ketertarikan, ya. Dalam proses ini seperti China," kata Budi kepada wartawan di Bandung, Jawa Barat, Rabu, 11 Oktober.

Budi mengatakan, tidak hanya China yang sudah menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi, tetapi ada investor dari dalam negeri juga.

"Investor dari dalam negeri juga menyampaikan ketertarikan. Mereka itu ada yang dari Surabaya, Makassar, dan Kendari. Cuman kalau nama belum bisa saya (sebutkan)," ujarnya.