Bagikan:

JAKARTA - Melibatkan para pimpinan di Kementerian/Lembaga terkait, akademisi, pelaku usaha, dan publik, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyelenggarakan Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia di Jakarta pada Jumat 22 Desember.

Adapun, keterlibatan pemangku kepentingan ini bertujuan untuk mengakomodir isu-isu dan masukan sehingga menciptakan sinergi kebijakan dalam rangka mitigasi gejolak ekonomi global serta memperkuat ketahanan ekonomi domestik.

Rangkaian acara seminar nasional terdiri dari 2 sesi High Level Panel, dimana pada Sesi 1 menghadirkan empat panelis yang membahas tema “Strategi Kebijakan untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan”.

Dalam sesi ini, Menteri Energi Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menjelaskan aspek transisi energi dimana strategi kebijakan menuju energi berkelanjutan dilakukan dengan menumbuhkembangkan industri pendukung, membangun infrastruktur energi, serta menyiapkan energi yang mudah dan terjangkau yang bisa menarik investasi.

Sedangkan, pada diskusi sesi High Level Panel 2 dengan mengusung tema bertema “Sinergi Kebijakan Fiskal, Moneter, dan Sektor Keuangan untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi” dengan panelis Menteri Keuangan, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, dan Ekonom Senior Chatib Basri.

Dari aspek kebijakan fiskal, Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa di tengah dinamika ekonomi global yang terjadi, kebijakan fiskal tahun 2024 didesain untuk menjaga permintaan domestik dengan menjaga konsumsi masyarakat dan mendorong investasi.

"Kebijakan mendorong investasi melalui pemberian insentif fiskal bertujuan memperkuat fundamental ekonomi Indonesia," jelasnya.

Sri Mulyani menyampaikan kondisi fiskal saat ini relatif baik dilihat dari penerimaan pajak tahun 2023 tumbuh 7,0 persen (yoy) di tengah dinamika global.