Bagikan:

JAKARTA - Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Achmad Idrus menuturkan, investasi Qinfa group melalui PT Sumber Daya Energi (SDE) menjadi program yang strategis bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

"Terima kasih memilih Indonesia sebagai tujuan investasi khususnya di Kalimantan Selatan, ini jadi penting dan strategis dalam rangka menumbuhkan ekonomi nasional terutama realisasi investasi pada 2024," ujar Idrus dalam peresmian tambang batu bara bawah tanah pertama yang digelar di Kotabaru, Kalimantan Selatan, dikutip dari Antara, Senin 18 Desember.

Qinfa Group merupakan perusahaan asal Tiongkok yang berafiliasi dengan PT SDE. Perusahaan itu hingga 2023 telah mengucurkan dana sebesar 300 juta dolar AS pada proyek tambang batu bara bawah tanah sejak tahap konstruksi pada 2021.

Kucuran investasi, kata Idrus, diharapkan dapat meningkat sehingga mampu mendongkrak investasi pemerintah Indonesia yang pada 2024 ditargetkan sebesar Rp1.650 triliun.

Perusahaan yang baru saja diresmikan operasinya untuk komersial ini, diperkirakan memiliki cadangan batubara sebesar 293 metrik ton serta sumber daya batu bara mencapai 589 metrik ton.

Tambang batu bara bawah tanah yang berlokasi di Sungai Durian, Kotabaru, Kalimantan Selatan, ini terbagi dalam tiga tahap yakni SDE-1, SDE-2 dan SDE-3, ketiganya dirancang dengan kapasitas produksi masing-masing tahap sebesar 10 juta ton batu bara per tahun atau total mencapai 30 juta ton per tahun dengan perkiraan usia tambang mencapai 15 tahun.

Sementara itu dari sisi sumber daya manusia, perusahaan itu telah menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 700 orang.

Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Bambang Suswantono hari ini telah meresmikan produksi perdana tambang batu bara bawah tanah berskala besar di Indonesia.

Tambang yang terafiliasi dengan Qinfa Group asal Tiongkok ini memiliki luas area 185 kilometer persegi.