Ekonom Nilai Sektor Perbankan Masih Terjaga Stabilitas
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, mempertimbangkan kinerja sektor perbankan sepanjang tahun 2023, mengindikasikan sektor jasa keuangan terjaga stabil dan tetap kontributif terhadap perekonomian.

Dari sisi kinerja perbankan, pertumbuhan kredit per Oktober 2023 tercatat tumbuh 8,99 persen (yoy), sementara pertumbuhan DPK tercatat 3,43 persen (yoy) dengan rasio LDR tercatat 84,19 persen.

Di tengah fungsi intermediasi perbankan yang tetap positif tersebut, permodalan perbankan tetap solid di mana posisi per Oktober 2023 tercatat 27,48 persen meningkat dari akhir tahun 2022 yang tercatat 25,63 persen.

Sementara itu, risiko kredit tetap terjaga rendah dimana NPL per Okt’23 tercatat 2,42 persen stabil dari posisi akhir tahun 2022 yang tercatat 2,44 persen.

"Kami melihat pertumbuhan kredit dan DPK pada 2024 akan sedikit menguat dari 2023 masing-masing menjadi 8,69 persen dan 5,87 persen," kata dia kepada VOI, Selasa, 12 Desember.

Josua menyampaikan, pertumbuhan kredit akan cenderung mengikuti pertumbuhan ekonomi dimana akan tetap di kisaran 5 persen, ditopang oleh permintaan dalam negeri yang tetap solid.

Sementara pertumbuhan konsumsi swasta dapat terjaga ditopang inflasi yang terkontrol dan berlanjutnya program BLT dan bansos dari pemerintah. Pertumbuhan konsumsi pemerintah akan terjaga di tengah tahun politik terutama untuk belanja terkait pelaksanaan Pemilu 2024.

Adapun pembentukan Modal Tetap Bruto juga akan ditopang oleh berlanjutnya PSN dan pembangunan IKN.

Pertumbuhan DPK akan membaik di tengah adanya potensi inflow akibat meningkatnya sentimen risk-on, terutama pada semester kedua 2024.

Menurut Josua, belanja konsumsi pemerintah yang naik akibat tahun Pemilu juga dapat meningkatkan DPK karena akan menurunkan dana rekening pemerintah di BI.

Sejalan dengan pertumbuhan kredit yang berpotensi membaik maka deposit creation process juga dapat terakselerasi.

"Membaiknya kondisi kredit dan DPK pada 2024 juga akan ditopang oleh ruang pemotongan suku bunga acuan BI, dan likuiditas yang tetap ample di tengah berlanjutnya kebijakan makroprudensial longgar BI sampai dengan akhir 2024," pungkasnya.