JAKARTA - Produksi PT Timah Tbk. (TINS) terpantau masih jauh dari target perseroan. Dikutip dari laporan tahunan perusahaan, TINS menargetkanproduksi pada tahun 2023 sebesar 26.100 ton. Sedangkan saat ini, hingga Kuarta III-20203, TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 11.201 ton.
Jumlah ini baru tercapai 77 persen dibandingkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 14.502 ton. Sementara produksi logam timah sebesar 11.540 metrik ton atau tercapai 82 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 14.130 metrik ton.
Di sisi lain, penjualan logam timah baru tercapai sebesar 11.100 metrik ton dari target perusahaan di tahun 2023 sebesar 27.400 ton. Jumlah ini juga barumencapai 72 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 15.325 metrik ton.
DI sisi lain, harga jual rerata logam timah sebesar 27.017 dolar AS per metrik ton atau lebih rendah 23 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 35.026 dolar AS per metrik ton.
Sampai dengan kuartal III 2023, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 92 persen dengan 6 besar negara tujuan ekspor meliputi Jepang sebesar 16 persen, Korea Selatan 13 persen, Belanda 11 persen, India 9 persen, Taiwan 9 persen dan Amerika Serikat 8 persen.
BACA JUGA:
Direktur Operasi dan Produksi TINS, Nur Adi Kuncoro mengatakan, untuk mencapai target, TINS berupaya meningkatkan produksi, pihaknya melakukan sejumlah langkah di antaranya menambah lokasi tambang, mengoptimalkan peralatan pertambangan di laut serta meningkatkan kapasitas produksi tambang primer.
"Kami yakin upaya tersebut akan memperbaiki kinerja produksi kedepannya,” ujar Nur Adi Kuncoro dalam Public Expose Live yang dikutip Rabu, 29 November.
Di sisi lain, lanjut Adi, TINS juga melakukan pengamanan aset dan penegakan aturan serta kerja sama penambangan rakyat untuk mereduksi illegal mining di wilayah konsesi pertambangan.
"TINS secara konsisten dan berkomitmen melakukan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kinerja operasi dan produksi seiring dukungan pemerintah untuk perbaikan tata kelola pertambangan dan niaga timah Indonesia," pungkas dia.