Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mengandalkan model bisnis agregasi untuk mengembangkan sektor wastra dan kriya.

"Selama dua tahun sinergi dengan berbagai pihak, kami melihat agregator punya peran yang sangat strategis dalam menjaga eksistensi dan keberlanjutan bisnis wastra maupun kriya di Indonesia," kata Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki dalam pembukaan acara Cerita Nusantara di Jakarta, dikutip Rabu, 29 November.

Menteri Teten menyebut, model bisnis agregasi memiliki banyak kelebihan, yang mana pelaku UMKM bisa memperoleh sejumlah manfaat, yakni bisa mendapatkan transfer pengetahuan, transfer teknologi, dan akses pembiayaan.

Selain itu, model bisnis juga akan mendapat dukungan pengelolaan usaha, dan akses pasar yang berdampak pada penciptaan nilai baru, menghasilkan standardisasi kualitas produk, pola produksi terencana, peningkatan skala ekonomi, dan kepastian pasar.

"Saya harap, model bisnis agregasi bukan hanya dapat menciptakan ekonomi baru, namun lebih dari itu, bisa mengembangkan dan menjaga warisan budaya Indonesia," ujarnya.

Teten menyebut, model bisnis agregasi turut menumbuhkan ekspor di sektor kriya. Sepanjang 2021, total nilai ekspor untuk produk kriya telah mencapai 1,5 miliar dolar AS.

Tumbuhnya ekspor kriya turut mendorong kenaikan jumlah ekspor industri kerajinan sebanyak 24,87 persen pada 2021. Hingga saat ini, produk kriya Indonesia telah menembus lebih 100 negara di dunia.

"Di luar negeri, produk-produk kriya Indonesia memiliki reputasi barang dengan kualitas kerajinan yang luar biasa, misalnya berbagai bentuk turunan kerajinan kayu, rotan, dan anyaman dari bahan sintetis mupun material alami," ucap Teten.

Sementara itu, Suzana Teten Masduki mewakili Bidang Pendanaan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menyebut, dengan model bisnis agregasi membantu banyak perajin untuk dapat memproduksi dan memasarkan barangnya dengan standar kualitas yang baik.

Dia menilai, ekosistem yang kuat juga mampu memberi ruang bagi perajin untuk dapat beradaptasi mengikuti tren pasar hingga teknologi pemasaran terkini.

"Saya percaya, produk kerajinan kita memiliki kualitas yang dapat dibanggakan, terbukti dengan cukup banyaknya produk kita yang diterima di pasar global. Kita semua harus merajut rasa optimisme bahwa produk kerajinan nasional dapat bersaing, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional," ungkapnya.