JAKARTA - BUMN PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) menggandeng operator pelabuhan di kawasan ASEAN untuk meningkatkan kerja sama guna menurunkan biaya logistik.
“Biaya logistik yang tinggi menjadi tantangan terhadap pertumbuhan ekonomi,” kata Direktur SDM dan Umum Pelindo Ihsanuddin Usman di sela pertemuan Asosiasi Pelabuhan ASEAN (APA) ke-47 di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, dikutip dari Antara, Selasa 14 November.
Ia mengajak para operator pelabuhan di kawasan Asia Tenggara untuk mengerahkan sumber daya, berbagi pengalaman dan inovasi teknologi untuk mendorong penurunan biaya tersebut sehingga berkontribusi lebih besar terhadap kinerja operator pelabuhan dan pengguna jasa kepelabuhanan dan terminal.
Dia menjelaskan upaya yang dilakukan BUMN itu yakni memperpendek waktu sandar (port stay) dan masa tinggal kontainer di terminal (cargo stay) dengan menyatukan sistem pelayanan dan pembayaran melalui aplikasi digital untuk efisiensi operasional.
Dengan efisiensi itu, operasional di pelabuhan bisa dilakukan lebih cepat, kemudian menurunkan biaya bahan bakar hingga biaya sewa kapal bisa ditekan.
“Jadi otomatis ketika dulu membutuhkan tiga hari misalnya di salah satu pelabuhan Pelindo, sekarang hanya membutuhkan satu hari,” katanya.
Bank Dunia mencatat biaya logistik di Indonesia mencapai 23,8 persen pada 2018. Sedangkan berdasarkan kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), biaya logistik di Indonesia pada 2023 mencapai 14,2 persen.
Sedangkan biaya logistik untuk kegiatan ekspor mencapai 8,98 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Selain terkait upaya menurunkan biaya logistik, Pelindo juga mengajak operator pelabuhan di ASEAN untuk meningkatkan kerja sama konektivitas maritim dan infrastruktur agar lebih efisien, efektif dan berkelanjutan.
BACA JUGA:
Kemudian, menstimulasi pertumbuhan ekonomi dengan memperkuat kerja sama kolektif guna menciptakan iklim bagus untuk menarik investasi.
Dalam kesempatan itu, Pelindo juga mengenalkan Pusat Pariwisata Maritim Bali (BMTH) yang diharapkan menjadi gerbang industri maritim ASEAN. Saat ini, BMTH sedang dikebut pengerjaannya yang ditargetkan rampung pada 2024.
“Sinergi antara pariwisata dan aktivitas pelabuhan menciptakan peluang dalam pertumbuhan yang berkelanjutan,” katanya.