Bagikan:

JAKARTA - PT PLN (Persero) terus mengakselerasi penerapan smart meter berbasis Advanced Metering Infrastructure (AMI) agar pengukuran penggunaan daya pelanggan semakin akurat dan layanan lebih optimal. Dengan menggandeng State Grid Corporation of China (SGCC), PLN telah berhasil merealisasikan pilot project implementasi smart meter AMI yang mencapai 93,54 persen dari total 1,2 juta di 8 (delapan) provinsi di Indonesia.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo optimistis penerapan teknologi baru ini akan mampu meningkatkan mutu pelayanan PLN kepada pelanggan dengan manajemen yang lebih efisien dan responsif.

"Penerapan smart meter AMI akan memberikan banyak manfaat dalam peningkatan akurasi dan transparansi perhitungan KWH meter. Dengan sistem ini para pelanggan bisa mengetahui profil beban sekaligus tagihan listrik yang tengah berjalan," ungkap Darmawan dalam keterangan tertulis, Selasa 7 November.

Selanjutnya, kata dia, pelanggan juga bisa mengecek energi listrik secara mandiri melalui aplikasi PLN Mobile sehingga pola layanan juga lebih fleksibel karena pelanggan bebas memilih layanan pasca atau prabayar.

Darmawan menjelaskan, PLN dan SGCC bergerak cepat untuk mengimplementasikan teknologi baru ini. Tercatat sampai Oktober ini, smart meter AMI telah diterapkan di delapan provinsi tersebut yakni: Sumatera Utara sebanyak 41.821, Banten 138.733, Jakarta Raya 175.100, Jawa Barat 126.926, Jawa Tengah 52.071, Jawa Timur 81.750, Sulawesi Selatan Tenggara dan Barat 55.501. Adapun implementasi di Provinsi Bali sebanyak 476.422 atau 86,88 persen.

"Hanya dalam waktu empat bulan PLN telah berhasil mengganti lebih dari 1 juta Kwh smart meter untuk pelanggan kami. Jadi awalnya saya tidak menyangka progres 1,2 juta smart meter di delapan provinsi akan selesai tahun ini," paparnya.