Bagikan:

JAKARTA - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berencana lakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada anak usahanya yaitu Kimia Farma Apotek.

Sekretaris Perusahaan KAEF Ganti Winarno Putro mengatakan, saat ini perseroan telah melakukan persiapan terkait hal tersebut.

Rencananya, Kimia Farma Apotek ditargetkan paling lambat IPO pada 2025 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Semua masih disiapkan, belum sampai ke arah sana (izin), proyeksinya di 2025. Semuanya harus dipersiapkan telebih dulu lah,” jelas Ganti kepada wartawan, Selasa, 31 Oktober.

Selain itu, Ganti menyampaikan, rencana IPO Kimia Farma Apotek harus dipersiapkan dan juga melihat kondisi perekonomian saat ini.

Adapun tujuan dari IPO anak usaha Kimia Farma adalah untuk pengembangan bisnis usaha.

Pasalnya, ia melihat, bisnis kesehatan masih memiliki prospek yang bagus ke depannya.

“Tujuannya untuk pengembangan, kalau dengan adanya dana dari luar kita pasti akan berkembang lebih baik,” ungkap dia.

Menurut Ganti, Kimia Farma Apotek saat ini mendominasi pasar dengan jumlah cabang sebanyak 1.250.

Namun, Ganti belum dapat menginformasikan lebih lanjut karena belum ada detail kesepakatan dari rencana IPO tersebut.

“Market share Kimia Farma Apotek itu paling besar, hampir 1.250 saat ini. Karena memang belum ada data detail jadi kita belum bisa beri gambaran,” ujarnya.

Ganti menyampaikan untuk rencana ekspansi ke depannya akan tetap dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sebab, tujuan dari ekspansi bisnis adalah untuk pengembangan usaha.

“Dari sisi kebutuhan, kita lihat pasarnya seperti apa. Kalau kita paksakan di Jawa itu kan sudah penuh semua, kita juga punya aplikasi kimia farma mobile, artinya kita mengembangkan diri untuk dekat dengan masyarakat,” jelasnya.

Sebagai informasi, KAEF menorehkan kenaikan pendapatan sebesar 8,15 persen menjadi sebesar Rp7,71 triliun hingga kuartal III-2023 jika dibandingkan pada sebelumnya yang hanya sebesar Rp7,13 triliun.

Sementara rugi perseroan tercatat turun 1,97 persen menjadi Rp177,36 miliar, jika dibandingkan pada sebelumnya sebesar Rp180,93 miliar.

Pertumbuhan pendapatan KAEF didorong oleh pertumbuhan penjualan produk etikal yang meningkat 12,25 persen atau sebesar Rp2,89 triliun jika dibandingkan dari tahun sebelumnya sebesar Rp2,58 triliun.

Selain itu, produk generik juga menjadi salah satu pendongkrak pertumbuhan pendapatan KAEF pada kuartal III tahun 2023 tumbuh 27,17 persen menjadi Rp1,82 triliun jika dibandingkan dari sebelumnya sebesar Rp1,43 triliun.

Selanjutnya, penjualan produk over the counter (OTC) secara konsolidasi tumbuh 2,56 persen jika dibandingkan dari sebelumnya sebesar Rp1,62 triliun menjadi Rp1,66 triliun.