JAKARTA - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) menargetkan subholding sektor perkebunan sawit, PalmCo akan melakukan pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di bursa saham pada tahun 2024.
Direktur Utama PTPN Muhammad Abdul Ghani mengatakan, setelah sukses membentuk subholding sektor perkebunan tebu dan gula SugarCo, PTPN juga akan membentuk PalmCo dalam waktu dekat.
“Pertama kami sudah membentuk gula itu menjadi satu ekosistem sendiri Sugar Company sudah dua tahun. Di mana yang tadinya ada 7 PTPN mengelola tebu menjadi satu Sugar Company, dan tahun ini sudah menunjukkan kinerja keuangan yang bagus,” ujarnya dalam acara Ngopi BUMN, di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis, 26 Oktober.
Tak cuma itu, kata dia, saat ini PTPN juga dalam proses final untuk pembentukan SupportingCo.
Sejalan dengan itu, subholding PTPN akan fokus mengelola aset kebun milik perusahaan.
“Maka yang berikutnya sedang dalam mungkin 1-2 minggu mudah-mudahan selesai kita akan membentuk subholding yang namanya Palm dan SupportingCo. Palm (PalmCo) ini nantinya mengelola seluruh tanaman kelapa sawit,” ucapnya.
Usai pembentukan itu, kata Abdul Ghani, perusahaan juga mengejar penguasaan terhadap 700.000 hektare lahan sawit dalam 10 tahun ke depan.
Salah satu caranya adalah mengkonversi lahan perkebunan karet ke kebun sawit.
“Bahkan target kami dalam 10 tahun ke depan kami akan memperluas kelapa sawit kami menjadi 700.000 hektare dengan cara konversi dari karet, dari komoditas lain itu ke kelapa sawit,” tuturnya.
BACA JUGA:
Sejalan dengan itu, kata Abdul Ghani, perusahaan juga berencana melakukan Initial Public Offering (IPO) dari PalmCo tahun depan. Ia mengungkapkan proses persiapan pembentukan PalmCo sudah dilakukan sejak 1,5 tahun lalu.
“Dan ini lah yang akan kita bawa, kita jual kaitannya dengan rencana IPO tahun depan.Jadi kita sedang melakukkan persiapan, mudah-mudahan tahun depan kita bisa melaksanaan IPO dan langkah-langkahnya sudah kita mulai dari 1,5 tahun lalu,” tuturnya.