Ganjar Janji Atur Platform Digital seperti TikTok Shop agar Tak Saling Merugikan
Bakal calon presiden (Bacapres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo berjanji jika terpilih menjadi presiden akan mengatur seluruh platform terkait ekonomo digital, termasuk TikTok Shop. 

Hal ini seiring dengan rencananya untuk mengoptimalkan potensi ekonomi digital.

Eks Gubernur Jawa Tengah (Jateng) ini mengaku pernah mendapat pertanyaan dari anak muda milenial mengenai tutupnya TikTok Shop.

Sementara platform tersebut digunakan sebagian pedagang untuk memasarkan dan menjual produknya.

Ganjar mengatakan, kehadiran TikTok Shop atau platform ekonomi digital lainnya mengakibatkan tutupnya pasar tradisional.

Sementara di sisi lain, platform ini juga memberi peluang baru.

“Seorang muda mengatakan kepada saya kenapa kami tidak bisa jualan di TikTok Shop. Pasar tradisional kami mati, sisi lain ini adalah oppurtunity pekerjaan baru, kami bisa bekerja dari rumah,” katanya dalam acara US-Indonesia Investment Summit, di Jakarta, Selasa, 24 Oktober.

Ganjar menilai, ditutupnya layanan TikTok Shop sebenarnya bukan akhir dari transformasi ekonomi digital.

Ia yakin transformasi ini akan terus berlanjut.

“Transformasi ini belum tuntas tapi dalam waktu yang bersamaan kemudian terjadi situasi itu,” jelasnya.

Karena itu, Ganjar mengatakan, jika dirinya terpilih menjadi presiden dalam kontestasi Pilpres 2024, pihaknya akan mengatur platform ekonomi digital agar lebih tertata.

“Pertanyaannya adalah bagaimana kita mengatur dan mengkompromikan ini. Dunia digital kemudian mendorong kita semua untuk betul-betul menyiapkan itu dengan baik. Maka kalau kita melihat dari sisi growth ravenue-nya itu dari waktu 2019-2021 lumayan mengingkat,” tuturnya.

Namun, kata Ganjar, potensi ekonomi digital yang besar juga dipengaruhi oleh ekonomi digital dan juga talenta muda Indonesia. Kata dia, anak-anak muda Indonesia saat ini sudah mulai tertarik dengan bidang tersebut.

“Kira-kira mereka juga cukup banyak punya waktu untuk mengakses itu kurang lebih 8,5 jam mereka mengakses itu. Maka kebutuhkan kita bagaimana infrastruktur itu mesti disiapkan,” jelasnya.