Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno meninjau lokasi pembangunan Bendungan Gerak Karangnongko di Desa Ngelo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, pada Kamis, 19 Oktober.

Dalam tinjauan tersebut, Basuki mengatakan, bahwa pembangunan proyek bendungan Karangnongko begitu spesial.

Sebab, pembangunan bendungan itu termasuk yang mendapatkan izin secara langsung dan cepat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Ini adalah pengecualian, izin keluar dari bapak presiden langsung untuk membangun Karangnongko. Sedangkan, untuk (proyek bendungan) yang lain tidak ada (pembangunan baru lagi)," kata Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Jumat, 20 Oktober.

Basuki menilai, proyek pembangunan bendungan di daerah Kabupaten Bojonegoro tersebut dilakukan untuk tujuan baik.

Meskipun, dalam proses pengerjaannya selalu ada masalah, khususnya masalah sosial. Namun, pada akhirnya pembangunan akan berjalan lancar.

"Pernak-pernik masalahnya pasti ada, terutama masalah sosial, tetapi kami sudah membangun 61 bendungan dan alhamdulillah semua berjalan lancar. Saya yakin, pembangunan Bendungan Karangnongko pun akan lancar sampai selesai," ujar Basuki.

Dia menuturkan, pembangunan Bendungan Karangnongko sudah lama direncanakan untuk menambah suplai air bagi daerah kering di Kabupaten Blora dan Bojonegoro dengan membendung Sungai Bengawan Solo.

"Sebenarnya cita-cita membangun Bendung Gerak ini sudah lama, bisa kami lihat langsung di sekitar sini, kering kerontang semua. Tidak ada jalan lain kecuali harus ada air," ucapnya.

Bendung Karangnongko merupakan long storage yang memanfaatkan teknologi bendung gerak di Sungai Bengawan Solo sepanjang 24 kilometer (km), sehingga nantinya dapat menampung air dengan kapasitas 59 juta meter kubik.

"Kami terlebih dahulu bangun di daerah kering di Sungai Bengawan Solo, jadi tidak menyentuh masyarakat. Kalau sudah jadi, kami bangun cofferdam untuk mengalirkan air, baru kami bangun bendungannya," tambah Basuki.

Secara teknis, bendung itu memiliki luas genangan 1.027 hektare (ha) untuk mengairi daerah irigasi seluas 6.950 ha di Kabupaten Blora, Bojonegoro, dan sekitarnya.

Suplai air irigasi Bendungan Karangnongko akan didistribusikan melalui Daerah Irigasi (DI) Karangnongko Kiri (Kabupaten Blora) seluas 1.746 ha dan DI Karangnongko Kanan (Kabupaten Bojonegoro) seluas 5.203 ha.

Pembangunan Karangnongko dikerjakan dalam 2 paket pekerjaan dengan anggaran APBN senilai Rp1, 26 triliun. Paket 1 sudah terkontrak pada September 2023 dengan penyedia jasa PT Waskita Karya (Persero)-PT Hutama Karya (Persero)-PT Pembangunan Perumahan Tbk. (KSO).

Sementara, Paket 2 terkontrak Oktober 2023 dengan kontraktor PT Waskita Karya-PT Bangkit Berkah Perkasa-PT Kelman Infra Pratama (KSO). Adapun Bendung Gerak Karangnongko ditargetkan rampung sesuai kontrak pada Desember 2026.

Bendung Gerak Karangnongko juga akan terintegrasi dengan tiga Bendung Gerak di hilirnya, yakni Bendung Gerak Bojonegoro, Bendung Gerak Babat, dan Bendung Gerak Sembayat sebagai penyediaan air untuk kebutuhan irigasi dan air baku sebesar 1.155 liter per detik pada wilayah hilir Bengawan Solo.

Selain itu, diproyeksikan pula dapat menyuplai air irigasi di kawasan Solo Valley Werken seluas 62.000 ha.