JAKARTA – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk melakukan refocusing dengan fokus pada segmen ritel konsumer. Segmen tersebut dinilai lebih sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh perseroan.
Direktur Utama Bank Muamalat Indra Falatehan mengatakan, saat ini porsi pembiayaan di segmen korporasi dan SME masih mendominasi namun di tahun ini Bank Muamalat mulai menggeser fokus penyaluran pembiayaan ke ritel konsumer.
“Saat ini porsi bisnis di korporasi masih mayoritas, tapi mulai tahun ini pelan-pelan kami switch ke ritel, terutama konsumer dimana segmen korporasi yang akan menjadi entry gate. Secara umum kami akan fokus pada pertumbuhan bisnis yang sehat dan menghasilkan keuntungan yang berkesinambungan. Caranya dengan melakukan business refocussing. Artinya, kami akan fokus pada segmen dimana Bank Muamalat memiliki kompetensi di dalamnya yaitu ritel konsumer,” ujarnya dikutip, Jumat, 13 Oktober.
Ia menambahkan, sebagai bagian dari strategi tersebut, Bank Muamalat berupaya meningkatkan semua aspek layanan, mulai dari proses pengajuan pembiayaan yang mudah, Service Level Agreement (SLA) yang cepat dan tentunya margin yang sangat menarik.
Didukung oleh tersedianya pilihan produk-produk perbankan yang berkualitas, variatif dan kompetitif yang ditawarkan.
Jaringan dan distribusi Bank Muamalat juga diselaraskan dengan strategi ritelisasi melalui konversi 27 kantor kas di beberapa wilayah menjadi Kantor Cabang Pembantu (KCP).
Dengan demikian, kata dia, Bank Muamalat akan memiliki 235 jaringan kantor cabang di berbagai wilayah Indonesia yang akan fokus pada penyaluran pembiayaan atau financing.
Menurut Indra, Bank Muamalat juga menggenjot penyaluran pembiayaan kepemilikan rumah (KPR), multiguna, hingga pembiayaan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) pasca ditunjuknya Bank Muamalat sebagai Bank Penyalur Gaji (BPG) bagi ASN di lingkup instansi milik negara.
Setelah itu, Indra juga melihat peluang untuk memberikan fasilitas dan layanan perbankan syariah kepada para pensiunan ASN.
“Oleh karena itu, saat ini kami tengah menjajaki kerja sama dengan PT Taspen (Persero) untuk masuk ke segmen tersebut,” imbuhnya.
Bentuk keseriusan Bank Muamalat untuk merealisasikan business refocussing tercermin juga melalui Muamalat Associate Program (MAP), sebuah trainee program yang diinisiasi khusus untuk segmentasi konsumer.
Selain itu, bank yang beroperasi sejak tahun 1992 ini juga melakukan shifting dan re-skilling karyawan kantor pusat Bank Muamalat menjadi Relationship Manager (RM) untuk melayani nasabah konsumer.
Bank Muamalat juga menerapkan strategi ritelisasi pada akuisisi pendanaan atau funding melalui keunggulan digital platform yang saat ini dimiliki oleh Bank Muamalat seperti Muamalat Digital Islamic Network (MDIN) dan Cash Management System (MADINA).
BACA JUGA:
Didukung juga oleh berbagai program akuisisi pendanaan ritel yang diharapkan akan semakin memperkuat likuiditas Bank Muamalat.
Melalui strategi bisnis tersebut, pembiayaan Bank Muamalat ditargetkan dapat tumbuh di atas 40 persen dan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh di atas 20 persen pada akhir 2023.
Adapun total aset Bank Muamalat diharapkan dapat tumbuh di atas 15 persen.