Bagikan:

JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan dari 900 keluarga yang terdampak dari pembangunan Proyek Startegis Nasional (PSN) Rempang Eco City, ada sekitar 300 keluarga yang setuju untuk dipindah ke Tanjung Banon.

Sekadar informasi, proyek Rempang Eco City, Batam, Kepulauan Riau ini akan dibangun di atas lahan 2.300 hektare. Ada empat perkampungan yang akan terdampak dari pembangunan industri kaca dan solar panel.

“Dan sekarang sudah hampir 300 KK dari 900 KK untuk sukarela melakukan pergeseran. Jadi apa yang diminta dari tokoh-tokoh di sana alhamdulillah sebagian sudah kami akomodir,” ujar Bahlil dalam konferensi pers di Kantor BPKM, Jakarta, Senin, 25 September.

Lebih lanjut, Bahlil mengatakan warga yang pindah ke Tanjung Banon juga akan diberikan sertifikat hak milik (SHM) atas tanah. Mereka akan mendapat 500 meter persegi.

Selain itu, Bahlil mengatakan warga yang dipindahkan ke Tanjung Banon juga akan dibangunkan rumah tapak dengan nilai sebesar Rp120 juta. Jika rumah sebelumnya memiliki nilai lebih dari Rp120 juta, maka pemerintah akan menambahkan uang kompensasinya.

Bahkan, Bahlil mengatakan jika warga yang terdampak relokasi namun rumahnya belum selesai maka akan mendapat kompensasi senilai Rp1,2 juta.

“Menyangkut dengan mereka pada saat bergeser rumahnya belum jadi, itu dapat Rp1,2 juta per orang, dan uang kontrak rumah Rp1,2 juta. Jadi kalau 1 KK ada 4 orang, berarti 4 kali Rp1,2 juta, Rp4,8 juta. Itu Rp4,8 juta sudah di atas UMR. Ditambah 1 KK, Rp1,2 juta, jadi sebenarnya Rp6 juta plus uang sewa rumah,” katanya.

Selain dibuatkan rumah, kata Bahlil, nantinya warga yang pindah ke Tanjung Banon juga akan disediakan fasilitas umum dan infrastruktur di sekitanya.

“Ini pemukimannya akan dibuat bagus oleh Kementerian PUPR, khususnya jembatan perahu nelayan. Kita akan buat juga tempat penampungan ikan (TPI) yang selama ini belum ada,” ujar Bahlil.

“Kita bikin sekolah yang bagus, air minum, jalan, puskesmas, sanitasinya, kita bikin masjidnya ada CSR dari perusahaan-perusahaan, kita bikin pesantrennya, jadi semua kita lakukan untuk kepentingan rakyat yang ada di sana,” sambungnya.