Kemenkeu Sebut APBN 2024 Didesain Guna Wujudkan Visi Indonesia Maju 2045
Kepala Pusat Kebijakan APBN BKF Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Wahyu Utomo (Ist)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Pusat Kebijakan APBN BKF Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Wahyu Utomo mengatakan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 didesain untuk sebuah transformasi ekonomi. Tujuan utama yang ingin dicapai yakni mewujudkan visi Indonesia maju 2045.

Ia menyebut bila inflasi perlu dikendalikan demi menjaga stabilitas ekonomi dan pemerintah juga menargetkan angka kemiskinan ekstrem turun jadi 0 persen sampai 1 persen pada tahun 2024.

Diketahui, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 telah disahkan menjadi undang-undang dalam Rapat Paripurna DPR RI, Kamis 21 September, lalu.

Selain itu, Pemerintah menetapkan pendapatan negara Rp 2.802,3 triliun, belanja negara sudah Rp 3.325,1 triliun dan defisit sebesar Rp522,8 triliun atau 2,29 persen terhadap PDB.

“Kita ingin mengubah yang produktivitasnya rendah jadi tinggi. Kita ingin mengubah aktivitas ekonomi yang nilai tambah rendah, menjadi tinggi,” kata Wahyu dalam keterangannya yang dilihat, Minggu, 24 September.

“Kemudian, turunkan angka prevalensi stunting. Sekarang sudah 21%, target kita jadi hanya 14% di tahun 2024. Lalu kami akan mendorong investasi. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan kuat, tidak bisa hanya mengandalkan konsumsi, ke depan harus menggairahkan investasi,” sambungnya.

Wahyu menuturkan Pemerintah menerapkan strategi jangka menengah yakni mendorong transformasi sumber daya manusia (SDM).

Selanjutnya melalui APBN 2024, pemerintah berikhtiar mewujudkan SDM Indonesia yang unggul, produktif, inovatif, berintegritas dan sejahtera.

“Membuat orang menjadi lebih compatible dengan kemajuan, lebih inovatif, produktif. Dengan orang yang sehat badan dan jiwanya, lebih produktif,” ujar.

Selain itu, pemerintah juga berusaha meningkatkan nilai tambah atas sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, salah satunya lewat skema hilirisasi. Sehingga nantinya akan menciptakan pertumbuhan ekonomi dan menyerap tenaga kerja.

"Kita gunakan agar SDA itu bernilai tambah tinggi. Harapannya akan menciptakan pertumbuhan ekonomi, menyerap tenaga kerja. Akhirnya pertumbuhan bisa diakselerasi,” tutupnya.

Terkait