Bagikan:

JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) disebutkan mendorong ekspor ke pasar ekspor nontradisional untuk menjaga kinerja neraca perdagangan. Salah satunya melalui mekanisme kerja sama perdagangan internasional dan penetrasi ekspor ke pasar baru.

Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BK Perdag) Kemendag Kasan mengatakan pada 2022 dan 2023, Kalimantan Timur menjadi provinsi ke-2 terbesar yang berkontribusi pada pertumbuhan ekspor nonmigas Indonesia.

“Penetapan Ibu Kota Nusantara (IKN) di provinsi ini berpeluang untuk mendorong pertumbuhan kinerja perdagangan luar negeri yang lebih besar di masa mendatang,” ujarnya dalam siaran pers dari Balikpapan, Kalimantan Timur, dikutip Minggu, 24 September.

Menurut Kasan, pemerintah terus mewaspadai sejumlah tantangan perdagangan nasional yang menyebabkan perekonomian dan perdagangan global masih tumbuh melambat pada 2023. Salah satu di antaranya adalah hambatan perdagangan di negara tujuan ekspor Indonesia.

“Kerja sama perdagangan internasional dapat menjadi solusi untuk memfasilitasi penyelesaian hambatan perdagangan antara Indonesia dan negara mitra,” tuturnya.

Kasan menambahkan, Kementerian Perdagangan juga memiliki beberapa strategi perdagangan luar negeri, antara lain meningkatkan ekspor produk manufaktur dan partisipasi dalam rantai nilai global (global value chain).

“Di tengah ketidakpastian global, pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan nilai yang stabil, bahkan pada kuartal II-2023 dapat tumbuh 5,17 persen. Selain itu, angka inflasi tahunan pada Agustus 2023 mencapai 3,27 persen masih relatif lebih rendah jika dibandingkan negara-negara lain,” tegas dia.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perdagangan Kota Balikpapan Haemusri menyampaikan, pemerintah pusat telah memberikan perhatian yang serius pada pasar ekspor di daerah melalui kebijakan-kebijakan dan mendorong perluasan akses pasar.

“Pelaku usaha perlu mengetahui pasar-pasar nontradisional yang menjadi perhatian pemerintah pusat sebagai pangsa ekspor yang harus dioptimalkan agar kita jangan terjebak pada pasar ekspor yang itu-itu saja,” kata dia.

Untuk diketahui, sejumlah indikator makroekonomi lainnya juga menunjukkan pertumbuhan positif, seperti neraca perdagangan Indonesia yang kembali mencatatkan surplus 24,34 dolar AS miliar pada Januari—Agustus 2023.