JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menilai potensi kerja sama ekonomi dengan negara Amerika Latin cukup potensial dalam hal ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Ketua Umum Kadin Shinta Kamdani mengatakan bahwa potensi bisnis ini juga sejalan dengan arah pengembangan ekonomi Indonesia yang berupaya menumbuhkan iklim usaha hijau di dalam negeri.
“Kita di Indonesia kebetulan sedang memfokuskan ekosistem EV. Saya bagikan contoh, di Amerika Latin dan kawasan Karibia, mereka ini sangat kaya akan hasil mineral. Ini kan mineral ini benar-benar dibutuhkan saat kita mau membangun electric vehicle,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta pada Senin, 18 September.
Menurut Shinta, peluang kerja sama hijau tersebut sangat terbuka mengingat negara-negara di kawasan sudah memiliki satu asosiasi khusus yang mengakomodir berbagai kesempatan peningkatan produksi. Sehingga, Indonesia bisa langsung merangkul organisasi ini agar penetrasi pasar bisa semakin efektif.
“Kita bisa mengoptimalkan ini untuk penguatan rantai pasok EV nasional. Caranya bagaimana, kita bisa mengimpor mineral dari mereka untuk menjadi penambah suplai di dalam negeri. Nanti kita bisa mengekspor lagi hasil produksi ke luar negeri,” tutur dia.
BACA JUGA:
“Hal itu bisa kita lakukan kerena mereka punya suplai bahan baku mineral tetapi mereka tidak punya kapasitas produksi untuk mengolah. Ini kunci yang harus kita ambil,” sambungnya.
Shinta mengungkapkan jika langkah importasi barang-barang mineral kebutuhan EV bukanlah sesuatu yang haram. Sebab, semakin banyak suplai yang didapat berarti memperpanjang umur pasokan bahwa baku yang ada di dalam negeri.
“Kondisi ini dapat menguntungkan Indonesia juga EV manufacture global serta dalam hal penghematan penggunaan cadangan sumber daya mineral kritis. Sehingga kita bisa mengunakan resources secara lebih prudent,” tegas Shinta.