JAKARTA - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) membangun pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS berkapasitas 25 megawatt di Blok Rokan, Provinsi Riau. Hal ini sebagai bentuk kontribusi dalam mengurangi masalah perubahan iklim dan pemanasan global.
"PLTS yang dibangun di area operasi migas kami yang meliputi Rumbai, Duri, dan Dumai," kata Sekretaris Perusahaan PHR Rudi Ariffianto mengutip Antara.
Rudi menjelaskan pembangkit setrum tenaga surya itu dibangun di atas tanah seluas 28,16 hektare dan pemasangan panel surya di atas atap.
Energi yang ditangkap pada panel surya tersebut kemudian diubah melalui inverter sehingga energi listriknya dapat dimanfaatkan di Blok Rokan.
PHR menargetkan pembangunan instalasi listrik ramah lingkungan itu tidak hanya mengurangi emisi karbon sebanyak 23 ribu ton per tahun, tetapi juga mengurangi pemakaian bahan bakar gas sebesar jutaan metrik standar kaki kubik (MMSCF) per tahun.
"PLTS tahap pertama sebesar 25 megawatt peak (MWp) dan tahap kedua direncanakan 200 MWp," kata Rudi.
Lebih lanjut Rudi mengatakan PLTS adalah bentuk pemanfaatan salah satu sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
BACA JUGA:
Indonesia sebagai negara yang terletak di kawasan khatulistiwa memiliki potensi energi surya yang melimpah. Dengan matahari yang bersinar sepanjang tahun, LAPAN mencatat radiasi harian rata-rata energi surya adalah 4,8 KWh per meter persegi.
Bagi Indonesia sebagai negara kepulauan, energi surya menjadi salah satu alternatif energi terbaik dan bisa menjadi sumber energi utama di masa depan.
"PLTS Blok Rokan untuk mendukung pengurangan emisi karbon dan mendukung target pemerintah untuk mempercepat transisi energi dan target bauran energi dari energi baru terbarukan," kata Rudi.
"Proyek itu juga mengoptimalkan penggunaan komponen dalam negeri sesuai dengan ketentuan pemerintah terkait TKDN," katanya.