Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinartor Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Panjaitan mengaku sudah mengantongi identitas pelaku ekspor bijih nikel atau ore ke China selama periode Januari 2020 hingga Juni 2022.

Luhut mengatakan, dirinya sudah dihubungi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan diketahui jika ekspor tersebut berasal dari Kalimantan Selatan.

"KPK sudah telepon saya menjelaskan. Karena semua terdigitalisasi, kita sudah urut dari China mana asalnya itu, asalnya itu dari Kalimantan Selatan. Siapa anunya, kita udah tahu semua," ujar Luhut kepada media, Kamis, 7 September.

Luhut melanjutkan, pihaknya juga tengah menyelidiki ada dugaan material besi yang tercampur dengan nikel.

"Pertanyaanya apakah ini disengaja atau tidak, lagi kita cari," imbuhnya.

Untuk menghindari kejadian ini terulang kembali, Luhut mengatakan jika saat ini pemerintah bersama KPK dan Kejaksaan Agung tengah menyiapkan sistem digitalisasi untuk nikel.

Ia mencontoh komoditas batu bara yang sudah terdigitalisasi sehingga tidak ada peluang fraud.

"Kalau untuk batu bara sudah sangat sulit untuk nipu karena sudah digitalisasi, sekarang nikel kita masukin dengan Jaksa Agung, dengan KPK juga bicara semua akan kita masukan digitalisasi sehingga kita bisa trace semua," pungkas Luhut.

Sebelumnya, KPK mengendus dugaan ekspor ore nikel ilegal pada Januari 2020 hingga Juni 2022. Produk tambang ini dikirim dari Indonesia ke China.

"Dugaan (ekspor ore nikel ilegal) Januari 2020 sampai dengan Juni 2022. Sumber website Bea Cukai China," ujar Kasatgas Koordinasi dan Supervisi Wilayah V KPK Dian Patria kepada wartawan, Jumat, 23 Juni.