Bagikan:

JAKARTA - Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) diketahui semakin concern terhadap isu bencana alam dan perubahan iklim yang terjadi secara global.

Direktur Pelaksana (Managing Director) IMF Kristalina Georgieva mengatakan langkah tersebut didasarkan pada dampak rambatan climate change yang bisa menimbulkan risiko signifikan.

“Risiko ini juga mengancam stabilitas sektor keuangan,” ujarnya dalam agenda Indonesia Sustainability Forum 2023 di Jakarta, Kamis, 7 September.

Menurut Kristalina, kawasan Asia Tenggara juga tidak bisa lepas dari isu perubahan iklim. Malahan, dia menyebut wilayah ASEAN menderita kerugian cukup besar sebagai dampak dari bencana alam akibat climate change.

“Kami telah melakukan estimasi, ASEAN kehilangan perekonomi sekitar 100 juta dolar setiap tahunnya karena bencana,” tegas dia.

Kristalina menjelaskan pula jika terjadi peningkatan suhu bumi dua kali lebih cepat dari rata-rata yang terjadi per tahun. Situasi itu disebutnya mendorong kondisi cuaca menjadi lebih ekstrim.

“Ini menjadikan empat negara di ASEAN, Myanmar, Filipina, Vietnam, dan Thailand masuk dalam 10 besar negara dengan tingkat risiko iklim terbesar di dunia,” ucap dia.

“Dan Indonesia tidak jauh dari itu (ancaman perubahan iklim). Indonesia ada ancaman tersendiri dari bencana alam, yaitu kenaikan permukaan air laut,” tuturnya.