Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memproyeksikan kuota bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar dan Elpiji 3 kilogram (kg) akan melebihi kuota yang sudah disiapkan.

Solar diprediksi akan mengalami overkuota sebanyak 2 juta KL dari sebelumnya 16 juta KL sehingga total kuota hingga akhir tahun sebanyak 18 juta KL.

Sementara elpji 3 kg akan mengalami kelebihan dari kuota awal 8 juta KL menjadi 8,28 KL.

"Ini trennya meningkat. Dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik, dampaknya adalah bbm subsidi dan elpiji demand-nya merangkak naik," ujar Nicke dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun bersama Kemendagri, Senin 4 September.

Meski demikian, Nicke memastikan jika Pertamina akan tetap memastikan stok dan pasokan elpiji dan solar dalam kondisi aman dan akan terus tersedia.   

Hal ini dimaksudkan agar harga solar dan elpiji yang beredar tidak meningkat drastis serta kelangkaan dapat terhindarkan.

"Dalam situasi seperti ini kami jaga betul pasokan yang ada walaupun sudah melebihi kuota, kami pastikan stoknya ada," beber Nicke.

Nicke menjelaskan, saat ini pihaknya belum dapat meberlakukan pembatasan terhadap BBM bersubsidi.

Hal ini dikarenakan ada aturan dalam Perpres 191 tahun 2014 yang masih harus didetailkan.

"Kami memahami juga dalam situasi politik seperti ini melakukan pembatasan atau pengaturan tentu ada risiko politik sehingga kami coba kendalikan dengan regulasi yang ada yakni dengan sistem digitalisasi SPBU," urainya.

N

Pertamina, lanjut Nicke, telah melakukan digitalisasi SPBU untuk memantau distribusi dan transaksi penjualan BBM secara realtime.

Sementara untuk elpiji 3 kg, pemerintah dan Pertamina telah mewaibkan pendataan pelanggan dengan menggunakan nomor KTP di setiap pangkalan gas yang ada.

Dipastikan aturan ini akan mulai berlaku pada 1 Januari 2024 mendatang.